Rabu, 28 September 2016

Sejarah Perkembangan Teori Organisasi



Sejarah Perkembangan Teori Organisasi  
Perkembangan teori organisasi dimulai pada tahun 1919-an dengan lahirnya teori manajemen ilmiah, dan berakhir pada tahun 1960-an dengan lahirnya teori modern yang mengakomodasi segi manusia, mesin, teknolgi, dan lingkungan sebagai dasar peningkatan produktivitas organisasi. Pendekatan mutakhir untuk memahami organisasi dipengaruhi oleh persfektif sosial kerangka kerja sistem terbuka. Evolusi merupakan perubahan yang sangat cepat dalam perkembangan organisasi dengan memberikan inovasi baru dalam bentuk keunggulan-keunggulan dan keunikan-keunikan dari perkembangan awal sampai perkembangan yang paling mutakhir dalam teori organisasi. Evolusi atau perkembangan teori organisasi memunculkan berbagai macam pendekatan-pendekatan yang masing-masing dipengaruhi oleh cara yang digunakan untuk meninjau masalah organisasi. Keseluruhan pendekatan ini bisa dikelompokan menjadi tiga aliran utama, sesuai kurun waktu permunculan masing-masing pendekatan tersebut, yaitu pendekatan teori klasik, pendekatan neo-klasik dan pendekatan modern.

Teori Klasik
Awal terjadinya teori klasik sebagai pemerhati bidang manajemen dan organisasi ditandai oleh terbitnya buku karya Frederick Taylor (1911) yang berjudul “Principles of Scientific Management” yang lebih dikenal dengan istilah scientific management atau manajemen ilmiah. Taylor berusaha memperbaiki pekerjaan dengan menggunakan metode ilmiah terhadap tugas-tugas didalam organisasi. Keinginannya untuk mendapatkan metode terbaik tentang bagaimana setiap pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengacu pada desain pekerjaan. Taylor mengusulkan empat prinsip scientific management, yaitu: 
1.   Penggantian metode untuk menentukan elemen pekerjaan ditentukan secara ilmiah; 
2.   Seleksi dan pelatihan pekerja secara ilmiah; 
3.   Kerjasama antara pimpinan dan bawahan untuk mencapai tujuan sesuai dengan metode ilmiah; 
4.   Pembagian tanggung jawab yang lebih merata diantara manajer sebagai perencana dan supervise dan para pekerja sebagai pelaksana. 
            Teori klasik ini dikembangkan pula oleh Henry Fayol. Fayol mencoba mengembangkan prinsip-prinsip umum yang dapat diaplikasikan pada semua manajer dari semua tingkatan organisasi, dan menjelaskan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer. Sedangkan Taylor memusatkan perhatian pada tingkatan yang paling rendah dari organisasi manajemen yaitu aspirasi bawahan. 
                Fayol mengusulkan empat belas prinsip-prinsip organisasi, yaitu 
(1)      Pembagian kerja; 
(2)      Wewenang; 
(3)      Disiplin; 
(4)      Kesatuan komando; 
(5)      Kesatuan arah; 
(6)      Mendahulukan kepetingan umum diatas kepentingan pribadi; 
(7)      Remunerasi (gaji sesuai pekerjaan); 
(8)      Sentralisasi; 
(9)      Rantai scalar (garis wewenang); 
(10)  Tata tertib; 
(11)  Keadilan; 
(12)  Stabilitas masa kerja para pegawai; 
(13)  Inisiatif; 
(14)  Esprit de corps (persatuan dan kesatuan dalam organisasi). 
        Teori ini juga dikembangkan oleh Max Weber dengan istilah teori birokrasi. Weber telah mengembangkan sebuah model structural yang ia katakana sebagai alat yang paling efesien bagi organisasi-organisasi untuk mencapai tujuannya yang disebut dengan istilah birokrasi. Birokrasi ditandai dengan adanya pembagian kerja, hierarkhi wewenang yang jelas, prosedur seleksi yang formal, peraturan yang rinci, serta hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan pribadi (impersonal) dalam organisasi. 
          Tokoh terakhir dalam teori klasik adalah Ralph C. Davis, ia lebih menekankan pada perspektif perencanaan rasional, dan mengatakan bahwa struktur merupakan hasil logis dari tujuan-tujuan organisasi. Sedangkan tujuan utama perusahaan adalah pelayanan ekonomis. Nilai ekonomis ini dikembangkan melalui aktivitas yang dilakukan oleh para anggotanya untuk menciptakan produk atau jasa organisasi, aktivitas tersebut kemudian menghubungkan tujuan organisasi dengan hasil yang dicapai organisasi. Perspektif perencanaan rasional menawarkan sebuah model yang sederhana dan langsung untuk merancang sebuah organisasi. Perencanaan organisasi dalam manajemen menentukan tujuan-tujuan organisasi, tujuan-tujuan tersebut kemudian menentukan pengembangan struktur, arus wewenang dan hubungan interrelasi.
Sudut pandang tokoh – tokoh lain dari Teori Organisasi Klasik :
1.   Henry Fayol (1841-1925)   Fayol membagi manajemen menjadi lima fungsi yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian, dan pengawasan. Funsi ini di kenal sebagai fungsionalisme.
2.   James D.mooney Mooney mengartikan organisasi sebagai kelompok orang yang terdiri dari atas dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu.
3.   Marry Parker Follet (1886-1933)   Follet adalah seorang tokoh antara teori klasik dan teori hubungan manusiawi. Follet menerapkan psikologi dalam perusahaan dan konflik yang terjadi dalam perusahaan dapat dibuat konstruktif dengan menggunakan integrasi.

Teori Neo-klasik
Tokoh teori ini diawali oleh Elton Mayo (1927) yang membentuk aliran antar manusia (human relation school), memandang organisasi sebagai sesuatu yang terdiri dari tugas-tugas dari sisi manusia dibanding sisi mesin. Pada masa ini dilakukan percobaan yang menyangkut rancang ulang pekerjaan, perubahan panjangnya hari kerja dan waktu kerja dalam seminggu, pengenalan waktu istirahat, serta rencana upah individual dibandingkan dengan upah kelompok. Disimpulkan bahwa norma sosial kelompok merupakan kunci penentu perilaku kerja seseorang. 
              Kemudian Hawthorne mempersatukan pandangan Taylor, Fayol, dan Weber dengan kesimpulan bahwa organisasi merupakan sistem kerjasama. Organisasi terdiri dari tugas-tugas dan manusia yang harus dipertahankan pada suatu keseimbangan. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Chester Barnard, yang menawarkan ide-ide dalam “the functions of the executive”, yaitu ia menentang pandangan klasik yang mengatakan bahwa wewenang harus didefinisikan sesuai dengan tanggapan dari bawahan, ia memperkenalkan peran dari organisasi informal ke dalam teori organisasi dan mengusulkan agar peran utama manager adalah memperlancar komunikasi dan mendorong para bawahan untuk berusaha lebih keras. 
              Tokoh lainnya Douglas McGregor, menyatakan bahwa ada dua pandangan tentang manusia, teori X pandangan negative dan teori Y pandangan positif. Kesimpulannya adalah pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan atas pengelompokan asumsi tertentu, dan manusia cenderung untuk menyesuaikan perilakunya terhadap bawahanya sesuai asumsi tersebut. Dengan demikian teori Y lebih disukai dan asumsi tersebut harus dapat membimbing para manajer dalam merancang organisasi dan memotivasi para pegawainya. 
        Sedangkan Warren Benis mengatakan bahwa pengambilan keputusan pada birokrasi yang disentralisasi, kepatuhan kepada wewenang, serta pembagian kerja yang sempit diganti dengan struktur yang didesentralisasi dan demokratis yang diorganisasi pada kelompok yang fleksibel. Pengaruh yang diambil dari kekuasan diganti dengan pengaruh yang diambil dari keahlian. Bentuk organisasi yang ideal adalah adhocracy yang fleksibel.
Sudut pandang tokoh – tokoh lain dari Teori Organisasi Neoklasik:
1.   Hugo Munsterberg (1862 1916). Bukunya yaitu Psikology and Industrial Efficiensy, menguraikan bahwa untuk mencapai tujuan produktivitas harus melakukan tiga cara pertama penemuan best possible person, kedua penciptaan best possible work dan ketiga penggunaan best possible effect.
2.   Charter I. barnard (1886-1961)     Menurut teorinya’ teori penerimaan’ mengatakan bahwa seorang bawahan akan menerima perintah hanya bila dia memahami dan mampu serta berkeinginan untuk mencapainnya.

Teori Modern
Teori modern ditandai dengan lahirnya gerakan contingency yang dipelopori Herbert Simon, yang menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip yang dangkal dan terlalu disederhanakan bagi suatu kajian mengenai kondisi yang dibawahnya dapat diterapkan prinsip yang saling bersaing.   
          Kemudian Katz dan Robert Kahn dalam bukunya “the social psychology of organization” mengenalkan perspektif organisasi sebagai suatu sistem terbuka. Buku tersebut mendeskripsikan keunggulan-keunggulan perspektif sistem terbuka untuk menelaah hubungan yang penting dari sebuah organisasi dengan lingkungannya, dan perlunya organisasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan.
                Pada tahun 1960, Joan Woodward dan Charles Perrow, menyampaikan alasan yang disampaikan oleh James Thomson bahwa dalam menentukan struktur yang sesuai dalam organisasi diperlukan adanya teknologi. Pendekatan paling mutakhir mengenai teori organisasi memusatkan perhatian pada sifat politis organisasi. Teori ini mula-mula dibuat James March dan Herbert Simon, namun telah diperbaiki secara intensif oleh Jeffrey Preffer. Model yang dikembangkan yaitu teori organisasi yang mencakup koalisi kekuasaan, konflik inherent atas tujuan, serta keputusan desain organisasi yang mendukung kepentingan pribadi dari para pemegang kekuasaan. 
              Organisasi merupakan koalisi yang terdiri dari berbagai kelompok dan individu dengan tuntutan yang berbeda-beda. Desain organisasi merupakan hasil dari pertarungan kekuasaan berbagai koalisi tersebut. Jika kita ingin mengerti mengapa dan bagaimana organisasi tersebut dirancang, maka kita harus menilai preferensi dan kepentingan dari mereka yang berada di dalam organisasi yang mempunyai pengaruh terhadap pengambilan keputusan mengenai desain organisasi. Pemikiran ini membangun atas dasar pengetahuan tentang pengambilan keputusan berdasarkan perilaku dan ilmu politik yang telah meningkatkan kemampuan kita untuk menjelaskan fenomena-fenomena organisasi.
Sudut pandang tokoh – tokoh lain dari Teori Organisasi Modern:
1.   Alfred Korzybski, 1993, General Sementics (manusia hidup dalam tiga dunia yang berbeda, yaitu dunia peristiwa, dunia objek dan dunia simbol, menitik beratkan masalah bahasa dan komunikasi, topik: ringkasan, penyimpulan, kekakuan bahasa, lingkungan komunikasi, sifat kata-kata, dan pentingnya tanggapan),
2.   Mary Parker Follet,1920-an mengerjakan sesuatu sebagai jalan keluar dalam suatu semangat kerja sama; kesadaran cita-cita sehingga setiap orang adalah bagian dari suatu kelompok; dan masyarakat; dorongan individu diterima tanpa mengorbankan kepentingan organisasi)

Tabel Perkembangan Teori Organisasi Klasik, Neoklasik dan Modern
Nama Teori
Tokoh
Esensi
Klasik
·   Frederick Taylor (1911)
·   Henry Fayol (1841-1925)
·   Max Weber
·   Ralph C. Davis
·   James D.mooney
·   Marry Parker Follet (1886-1933)
o Memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi,
o Sasaran organisasi dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sesuai hakikat pekerjaannya
o Formal(Kaku)
o Tidak manusiawi
o Adanya kekuasaan dan kepemimpinan
o  Adanya kerjasama
o Sistem kegiatan yang terkoordinasi
Neoklasik
·    Elton Mayo (1927)
·    Hawthorne
·   Douglas McGregor
·   Warren Benis
·   Hugo Munsterber
·   Chester I. Barnard (1886-1961)
o  Pendekatan hubungan manusiawi
o  Penambahan aspek sosiologi dan psikologi berkembang dengan pembenahan Teori Organisasi Klasik berdasar percobaan Hawthorne yang memandang organisasi sebagai suatu sistem terbuka di mana segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat dan sikap karyawan merupakan faktor yang penting bagi peningkatan produktivitas.
Modern
·    Herbert Simon
·    Katz dan Robert Kahn
·    Joan Woodward dan Charles Perrow (1960)
·    Jeffrey Preffer
·    Alfred Korzybski
·    Mary Parker Follet
o Menekankan pada perpaduan dan perancangan,menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
o Sebagai suatu sistem keseluruhan, memperhatikan berbagai variabel, dan memahami adanya proses yang dinamis
o semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan  yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan


Keunggulan dan Kelemahan Teori Organisasi Klasik, NeoKlasik dan Modern
a)   Teori Organisais klasik
Keunggulan :
ü Memiliki penggunaan disiplin, aturan dan supervisi ketat untuk mengubah organisasi-organisasi agar beroperasi lebih efisien.
ü Memiliki Organisasi yang secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi, dan tugas-tugasnya terspesialisasi.
ü Pembagian kerja yang terarah dapat memberikan pengaruh positif terhadap kecakapan dan keahlian pekerja yang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus-menerus dalam tugasnya.
Kelemahan :
ü Dalam teori ini biasanya terjadi masalah pada pengorganisasian yang tidak tepat yang dapat dilihat dari refleksi struktur yg tidak tepat dan ini dapat menyebabkan efisiensi dan efektif kerja yang ada di perusahaan itu menjadi tidak produktif.
ü Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang pindah dari pekerjaan ke pekerjaan lain dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan keterampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
b)   Teori Organisasi Neoklasik
Keunggulan :
ü Menekankan hubungan informal dan motivasi-motivasi non ekonomis yang beroperasi di dalam organisasi.
ü Manajemen dapat merancang hubungan dan peraturan yang formal dan sebagainya, namun diciptakan juga pola hubungan status, norma, dan hubungan informal yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan sosial para anggota organisasi.
ü Memiliki perspektif sistem kerjasama dalam karyanya, menjadi pijakan bagi organisasi yang dibangun dan memotivasi para manajer dalam organisasi dalam berusaha agar tidak gagal dalam sistem kerjasama.
ü Titik tekanan teori neoklasik ini yaitu pada dua elemen pokok dalam organisasi, yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja.
Kelemahan :
ü Sejak pembagian kerja dilakukan, timbul masalah yang disebut anomie. Anomie adalah situasi dimana pedoman kerja tidak ada dan disiplin diri menjadi kurang.
ü Neoklasik menyatakan bahwa kapasitas dan kekuasaan tak dapat dikompensasikan, karena bukan merupakan satu-satunya hubungan.
ü Tentang struktur irganisasi, teori neoklasik menyatakan bahwa struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran (frictions) internal di antara orang-orang yang melaksanakan fungsi yang berbeda-beda.
ü Hubungan interaksi antara manajer dan bawahan yang perlu dibina ,jika tidak dilakukan akan berpengaruh pada moral dan efisiensi kerja yang akan memburuk dan hubungan manusiawi dalam organisasi jiga memburuk.
c)   Teori Organisasi Modern
Keunggulan :
ü Teori modern memiliki multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan.
ü Teori modern bisa disebut sebagai teori organisasi dan manajemen yang memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep-konsep yang lebih maju.
ü Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat kompeleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multivariabel, dan probabilistic.
ü Teori Modern menekankan pada perpaduan & perancangan sehingga terlihat lebih menyeluruh.
Kelemahan :
ü Teori ini organisasi bukan sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkunngan dan apabila ingin survive atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.

Sumber

This Is The Oldest Page

1 komentar so far

dengan teori organisasi maka artinya kurang lebih adalah sebutan untuk suatu pemikiran tentang fenomena organisasi yang telah sejak lama mapan atau telah menjadi tradisi yang diterima dalam kajian tentang fenomena teori organisasi judi


EmoticonEmoticon