Sejarah Perkembangan Teori Organisasi
Perkembangan
teori organisasi dimulai pada tahun 1919-an dengan lahirnya teori manajemen
ilmiah, dan berakhir pada tahun 1960-an dengan lahirnya teori modern yang
mengakomodasi segi manusia, mesin, teknolgi, dan lingkungan sebagai dasar
peningkatan produktivitas organisasi. Pendekatan mutakhir untuk memahami organisasi
dipengaruhi oleh persfektif sosial kerangka kerja sistem terbuka. Evolusi
merupakan perubahan yang sangat cepat dalam perkembangan organisasi dengan
memberikan inovasi baru dalam bentuk keunggulan-keunggulan dan
keunikan-keunikan dari perkembangan awal sampai perkembangan yang paling
mutakhir dalam teori organisasi. Evolusi atau perkembangan teori organisasi
memunculkan berbagai macam pendekatan-pendekatan yang masing-masing dipengaruhi
oleh cara yang digunakan untuk meninjau masalah organisasi. Keseluruhan
pendekatan ini bisa dikelompokan menjadi tiga aliran utama, sesuai kurun waktu
permunculan masing-masing pendekatan tersebut, yaitu pendekatan teori klasik,
pendekatan neo-klasik dan pendekatan modern.
Teori Klasik
Awal
terjadinya teori klasik sebagai pemerhati bidang manajemen dan organisasi
ditandai oleh terbitnya buku karya Frederick Taylor (1911) yang berjudul
“Principles of Scientific Management” yang lebih dikenal dengan istilah
scientific management atau manajemen ilmiah. Taylor berusaha memperbaiki
pekerjaan dengan menggunakan metode ilmiah terhadap tugas-tugas didalam
organisasi. Keinginannya untuk mendapatkan metode terbaik tentang bagaimana
setiap pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengacu pada desain pekerjaan.
Taylor mengusulkan empat prinsip scientific management, yaitu:
1.
Penggantian
metode untuk menentukan elemen pekerjaan ditentukan secara ilmiah;
2.
Seleksi dan
pelatihan pekerja secara ilmiah;
3.
Kerjasama antara
pimpinan dan bawahan untuk mencapai tujuan sesuai dengan metode ilmiah;
4.
Pembagian
tanggung jawab yang lebih merata diantara manajer sebagai perencana dan
supervise dan para pekerja sebagai pelaksana.
Teori klasik ini dikembangkan pula oleh Henry Fayol. Fayol mencoba
mengembangkan prinsip-prinsip umum yang dapat diaplikasikan pada semua manajer
dari semua tingkatan organisasi, dan menjelaskan fungsi-fungsi yang harus
dilakukan oleh seorang manajer. Sedangkan Taylor memusatkan perhatian pada
tingkatan yang paling rendah dari organisasi manajemen yaitu aspirasi bawahan.
Fayol mengusulkan empat belas prinsip-prinsip organisasi, yaitu
(1)
Pembagian
kerja;
(2)
Wewenang;
(3)
Disiplin;
(4)
Kesatuan
komando;
(5)
Kesatuan
arah;
(6)
Mendahulukan
kepetingan umum diatas kepentingan pribadi;
(7)
Remunerasi (gaji
sesuai pekerjaan);
(8)
Sentralisasi;
(9)
Rantai scalar
(garis wewenang);
(10) Tata tertib;
(11) Keadilan;
(12) Stabilitas masa kerja para pegawai;
(13) Inisiatif;
(14) Esprit de corps (persatuan dan kesatuan dalam
organisasi).
Teori ini juga dikembangkan oleh Max Weber dengan istilah teori birokrasi.
Weber telah mengembangkan sebuah model structural yang ia katakana sebagai alat
yang paling efesien bagi organisasi-organisasi untuk mencapai tujuannya yang
disebut dengan istilah birokrasi. Birokrasi ditandai dengan adanya pembagian
kerja, hierarkhi wewenang yang jelas, prosedur seleksi yang formal, peraturan
yang rinci, serta hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan pribadi
(impersonal) dalam organisasi.
Tokoh terakhir dalam teori klasik adalah Ralph C. Davis, ia lebih menekankan pada
perspektif perencanaan rasional, dan mengatakan bahwa struktur merupakan hasil
logis dari tujuan-tujuan organisasi. Sedangkan tujuan utama perusahaan adalah
pelayanan ekonomis. Nilai ekonomis ini dikembangkan melalui aktivitas yang
dilakukan oleh para anggotanya untuk menciptakan produk atau jasa organisasi,
aktivitas tersebut kemudian menghubungkan tujuan organisasi dengan hasil yang
dicapai organisasi. Perspektif perencanaan rasional menawarkan sebuah model
yang sederhana dan langsung untuk merancang sebuah organisasi. Perencanaan
organisasi dalam manajemen menentukan tujuan-tujuan organisasi, tujuan-tujuan
tersebut kemudian menentukan pengembangan struktur, arus wewenang dan hubungan
interrelasi.
Sudut pandang tokoh – tokoh lain dari Teori
Organisasi Klasik :
1.
Henry Fayol
(1841-1925) Fayol membagi manajemen menjadi lima fungsi yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian, dan
pengawasan. Funsi ini di kenal sebagai fungsionalisme.
2.
James D.mooney
Mooney mengartikan organisasi sebagai kelompok orang yang terdiri dari atas dua
orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu.
3.
Marry Parker
Follet (1886-1933) Follet adalah seorang tokoh antara teori klasik
dan teori hubungan manusiawi. Follet menerapkan psikologi dalam perusahaan dan
konflik yang terjadi dalam perusahaan dapat dibuat konstruktif dengan
menggunakan integrasi.
Teori Neo-klasik
Tokoh
teori ini diawali oleh Elton Mayo (1927) yang membentuk aliran antar manusia
(human relation school), memandang organisasi sebagai sesuatu yang terdiri dari
tugas-tugas dari sisi manusia dibanding sisi mesin. Pada masa ini dilakukan
percobaan yang menyangkut rancang ulang pekerjaan, perubahan panjangnya hari
kerja dan waktu kerja dalam seminggu, pengenalan waktu istirahat, serta rencana
upah individual dibandingkan dengan upah kelompok. Disimpulkan bahwa norma
sosial kelompok merupakan kunci penentu perilaku kerja seseorang.
Kemudian Hawthorne mempersatukan pandangan Taylor, Fayol, dan Weber dengan
kesimpulan bahwa organisasi merupakan sistem kerjasama. Organisasi terdiri dari
tugas-tugas dan manusia yang harus dipertahankan pada suatu keseimbangan.
Pendapat yang sama dikemukakan oleh Chester Barnard, yang menawarkan ide-ide
dalam “the functions of the executive”, yaitu ia menentang pandangan klasik
yang mengatakan bahwa wewenang harus didefinisikan sesuai dengan tanggapan dari
bawahan, ia memperkenalkan peran dari organisasi informal ke dalam teori
organisasi dan mengusulkan agar peran utama manager adalah memperlancar komunikasi
dan mendorong para bawahan untuk berusaha lebih keras.
Tokoh lainnya Douglas McGregor, menyatakan bahwa ada dua pandangan tentang
manusia, teori X pandangan negative dan teori Y pandangan positif.
Kesimpulannya adalah pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan
atas pengelompokan asumsi tertentu, dan manusia cenderung untuk menyesuaikan
perilakunya terhadap bawahanya sesuai asumsi tersebut. Dengan demikian teori Y
lebih disukai dan asumsi tersebut harus dapat membimbing para manajer dalam
merancang organisasi dan memotivasi para pegawainya.
Sedangkan Warren Benis mengatakan bahwa pengambilan keputusan pada birokrasi
yang disentralisasi, kepatuhan kepada wewenang, serta pembagian kerja yang
sempit diganti dengan struktur yang didesentralisasi dan demokratis yang
diorganisasi pada kelompok yang fleksibel. Pengaruh yang diambil dari kekuasan
diganti dengan pengaruh yang diambil dari keahlian. Bentuk organisasi yang
ideal adalah adhocracy yang fleksibel.
Sudut pandang
tokoh – tokoh lain dari Teori Organisasi Neoklasik:
1.
Hugo Munsterberg
(1862 1916). Bukunya yaitu Psikology and Industrial Efficiensy, menguraikan
bahwa untuk mencapai tujuan produktivitas harus melakukan tiga cara pertama
penemuan best possible person, kedua penciptaan best possible work dan ketiga
penggunaan best possible effect.
2.
Charter I.
barnard (1886-1961) Menurut teorinya’ teori penerimaan’
mengatakan bahwa seorang bawahan akan menerima perintah hanya bila dia memahami
dan mampu serta berkeinginan untuk mencapainnya.
Teori Modern
Teori
modern ditandai dengan lahirnya gerakan contingency yang dipelopori Herbert
Simon, yang menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip
yang dangkal dan terlalu disederhanakan bagi suatu kajian mengenai kondisi yang
dibawahnya dapat diterapkan prinsip yang saling bersaing.
Kemudian Katz dan Robert Kahn dalam bukunya “the social psychology of
organization” mengenalkan perspektif organisasi sebagai suatu sistem terbuka.
Buku tersebut mendeskripsikan keunggulan-keunggulan perspektif sistem terbuka
untuk menelaah hubungan yang penting dari sebuah organisasi dengan
lingkungannya, dan perlunya organisasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan
yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan.
Pada tahun 1960, Joan Woodward dan Charles Perrow, menyampaikan alasan yang disampaikan oleh James Thomson bahwa dalam menentukan struktur yang sesuai dalam organisasi diperlukan adanya teknologi. Pendekatan paling mutakhir mengenai teori organisasi memusatkan perhatian pada sifat politis organisasi. Teori ini mula-mula dibuat James March dan Herbert Simon, namun telah diperbaiki secara intensif oleh Jeffrey Preffer. Model yang dikembangkan yaitu teori organisasi yang mencakup koalisi kekuasaan, konflik inherent atas tujuan, serta keputusan desain organisasi yang mendukung kepentingan pribadi dari para pemegang kekuasaan.
Pada tahun 1960, Joan Woodward dan Charles Perrow, menyampaikan alasan yang disampaikan oleh James Thomson bahwa dalam menentukan struktur yang sesuai dalam organisasi diperlukan adanya teknologi. Pendekatan paling mutakhir mengenai teori organisasi memusatkan perhatian pada sifat politis organisasi. Teori ini mula-mula dibuat James March dan Herbert Simon, namun telah diperbaiki secara intensif oleh Jeffrey Preffer. Model yang dikembangkan yaitu teori organisasi yang mencakup koalisi kekuasaan, konflik inherent atas tujuan, serta keputusan desain organisasi yang mendukung kepentingan pribadi dari para pemegang kekuasaan.
Organisasi merupakan koalisi yang terdiri dari berbagai kelompok dan individu
dengan tuntutan yang berbeda-beda. Desain organisasi merupakan hasil dari
pertarungan kekuasaan berbagai koalisi tersebut. Jika kita ingin mengerti
mengapa dan bagaimana organisasi tersebut dirancang, maka kita harus menilai
preferensi dan kepentingan dari mereka yang berada di dalam organisasi yang
mempunyai pengaruh terhadap pengambilan keputusan mengenai desain organisasi.
Pemikiran ini membangun atas dasar pengetahuan tentang pengambilan keputusan
berdasarkan perilaku dan ilmu politik yang telah meningkatkan kemampuan kita
untuk menjelaskan fenomena-fenomena organisasi.
Sudut pandang
tokoh – tokoh lain dari Teori Organisasi Modern:
1.
Alfred
Korzybski, 1993, General Sementics (manusia hidup dalam tiga dunia yang
berbeda, yaitu dunia peristiwa, dunia objek dan dunia simbol, menitik beratkan
masalah bahasa dan komunikasi, topik: ringkasan, penyimpulan, kekakuan bahasa,
lingkungan komunikasi, sifat kata-kata, dan pentingnya tanggapan),
2.
Mary Parker
Follet,1920-an mengerjakan sesuatu sebagai jalan keluar dalam suatu semangat
kerja sama; kesadaran cita-cita sehingga setiap orang adalah bagian dari suatu
kelompok; dan masyarakat; dorongan individu diterima tanpa mengorbankan
kepentingan organisasi)
Tabel Perkembangan Teori Organisasi Klasik, Neoklasik
dan Modern
Nama Teori
|
Tokoh
|
Esensi
|
Klasik
|
· Frederick
Taylor (1911)
· Henry Fayol (1841-1925)
· Max Weber
· Ralph
C. Davis
· James D.mooney
· Marry Parker Follet (1886-1933)
|
o Memusatkan pandangannya pada
analisa dan deskripsi organisasi,
o Sasaran organisasi dibagi menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil sesuai
hakikat pekerjaannya
o Formal(Kaku)
o Tidak manusiawi
o Adanya kekuasaan dan kepemimpinan
o Adanya kerjasama
o Sistem kegiatan yang terkoordinasi
|
Neoklasik
|
·
Elton Mayo (1927)
·
Hawthorne
·
Douglas McGregor
· Warren
Benis
· Hugo Munsterber
· Chester I. Barnard (1886-1961)
|
o Pendekatan hubungan manusiawi
o Penambahan aspek sosiologi dan
psikologi berkembang dengan pembenahan Teori Organisasi Klasik berdasar
percobaan Hawthorne yang memandang organisasi sebagai suatu sistem terbuka di
mana segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat dan sikap karyawan
merupakan faktor yang penting bagi peningkatan produktivitas.
|
Modern
|
·
Herbert Simon
·
Katz dan Robert Kahn
·
Joan Woodward dan Charles
Perrow (1960)
·
Jeffrey Preffer
·
Alfred Korzybski
·
Mary Parker Follet
|
o Menekankan pada perpaduan dan perancangan,menyediakan
pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
o Sebagai suatu sistem
keseluruhan, memperhatikan berbagai variabel, dan memahami adanya proses yang
dinamis
o semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa
dipisahkan
|
Keunggulan dan Kelemahan Teori Organisasi Klasik,
NeoKlasik dan Modern
a)
Teori Organisais
klasik
Keunggulan
:
ü Memiliki penggunaan disiplin, aturan dan supervisi
ketat untuk mengubah organisasi-organisasi agar beroperasi lebih efisien.
ü Memiliki Organisasi yang secara umum digambarkan
oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi, dan tugas-tugasnya
terspesialisasi.
ü Pembagian kerja yang terarah dapat memberikan
pengaruh positif terhadap kecakapan dan keahlian pekerja yang bertambah karena
seorang pekerja bekerja terus-menerus dalam tugasnya.
Kelemahan :
ü Dalam teori ini biasanya terjadi masalah pada
pengorganisasian yang tidak tepat yang dapat dilihat dari refleksi struktur yg
tidak tepat dan ini dapat menyebabkan efisiensi dan efektif kerja yang ada di
perusahaan itu menjadi tidak produktif.
ü Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang pindah
dari pekerjaan ke pekerjaan lain dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali
pada pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan keterampilan
pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
b)
Teori Organisasi
Neoklasik
Keunggulan
:
ü Menekankan hubungan informal dan motivasi-motivasi
non ekonomis yang beroperasi di dalam organisasi.
ü Manajemen dapat merancang hubungan dan peraturan
yang formal dan sebagainya, namun diciptakan juga pola hubungan status, norma,
dan hubungan informal yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan sosial para
anggota organisasi.
ü Memiliki perspektif sistem kerjasama dalam karyanya,
menjadi pijakan bagi organisasi yang dibangun dan memotivasi para manajer dalam
organisasi dalam berusaha agar tidak gagal dalam sistem kerjasama.
ü Titik tekanan teori neoklasik ini yaitu pada dua
elemen pokok dalam organisasi, yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja.
Kelemahan :
ü Sejak pembagian kerja dilakukan, timbul masalah yang
disebut anomie. Anomie adalah situasi dimana pedoman kerja tidak ada dan
disiplin diri menjadi kurang.
ü Neoklasik menyatakan bahwa kapasitas dan kekuasaan tak
dapat dikompensasikan, karena bukan merupakan satu-satunya hubungan.
ü Tentang struktur irganisasi, teori neoklasik
menyatakan bahwa struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran
(frictions) internal di antara orang-orang yang melaksanakan fungsi yang
berbeda-beda.
ü Hubungan interaksi antara manajer dan bawahan yang
perlu dibina ,jika tidak dilakukan akan berpengaruh pada moral dan efisiensi
kerja yang akan memburuk dan hubungan manusiawi dalam organisasi jiga memburuk.
c)
Teori Organisasi
Modern
Keunggulan
:
ü Teori modern memiliki multidisiplin dengan sumbangan
dari berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan.
ü Teori modern bisa disebut sebagai teori organisasi
dan manajemen yang memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep-konsep
yang lebih maju.
ü Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu
organisasi adalah sangat kompeleks, dinamis, multilevel, multidimensional,
multivariabel, dan probabilistic.
ü Teori Modern menekankan pada perpaduan &
perancangan sehingga terlihat lebih menyeluruh.
Kelemahan :
ü Teori ini organisasi bukan sistem tertutup yang
berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan sistem
terbuka yang berkaitan dengan lingkunngan dan apabila ingin survive atau dapat
bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.
Sumber
1 komentar so far
dengan teori organisasi maka artinya kurang lebih adalah sebutan untuk suatu pemikiran tentang fenomena organisasi yang telah sejak lama mapan atau telah menjadi tradisi yang diterima dalam kajian tentang fenomena teori organisasi judi
EmoticonEmoticon