Rabu, 28 September 2016

Asas-Asas Organisasi



I.            Pengertian Asas-Asas Organisasi
            Asas organisasi atau biasa disebut dengan prinsip organisasi adalah berbagai pedoman yang sejauh mungkin hendaknya dilaksanakan agar diperoleh struktur organisasi yang baik dan aktivitas organisasi dapat berjalan dengan lancar.

II.            Prinsip-prinsip Mendesain Struktur Organisasi
Ketika manager atau pihak designer terlibat dalam suatu proses “konstruk” suatu struktur organisasi, maka ia akan bergulat dengan konsep-konsep dasar sebagai berikut:

1.      Pembagian Kerja (Division of Work)
Stoner, (1996: 7-8) mendefinisikan pembagian kerja sebagai pemabagian seluruh beban pekerjaan menjadi sejumlah tugas secara wajar dan nyaman yang dapat dilaksanakan oleh individu atau kelompok. Dapat didefinisikan juga sebagi upaya membagi pekerjaan menjadi pekerjaan yang kecil, sederhana, dalam kegiatan yang terpisah, di mana karyawan dapat mengkhususkan diri pada bidang tersebut sehingga produktivitas total meningkat secara geometric.
Robbins, (1991: 286) menggunakan istilah division of labor untuk menyatakan bahwa dari pada menyerahkan seluruh pekerjaan pada satu individu, lebih baik pekerjaan tersebut dibagi ke dalam beberapa tahapan yang setiap tahapan pekerjaan itu diselesaikan oleh sejumlah individu. Individu melakukan spesialisasi dalam pekerjaan tersebut. Manajer membagi total tugas organisasi ke dalam pekerjaan yang spesifik dan mempunyai aktifitas yang spesifik. Ini berarti pekerjaan terkonsentrasi pada derajat spesialisasi. Dengan kata lain, pembagian kerja adalah luasnya pekerjaan yang dispesialisasikan. (Gibson, 1997: 109).
Pembagian kerja menciptakan tugas yang lebih sederhana, yang dapat dipelajari dan diselesaikan dengan relative cepat. Diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan memperkuat spesialisasi ketika setiap orang menjadi pakar dalam pekerjaan tertentu.
Pembagian kerja dalam organisasi terjadi dalam cara sebagai berikut
1.      Pekerjaan dapat dibagi berdasar bidang keahlian personal. Umumnya pembagian spesialisasi berkaitan dengan jabatan dan bidang keahlian professional. Contoh akuntan, perekayasa, ilmuan, ahli fisika.
2.      Pekerjaan dapat dibagi ke dalam aktivitas berbeda berdasarkan pekerjaan yang dilakukan di organisasi. Contoh, pabrik seringkali memecah pekerjaan dalam suatu wilayah kerja seperti fabrikasi dan perakitan. Pekerja biasanya ditugaskan untuk melakukan satu dari dua aktifitas tersebut. Hal ini merupakan manifestasi dari pembagian kerjan yang disebut spesialisasi horizontal.
3.      Pekerjaan dibagi ke arah vertical. Semua organisasi mempunyai hierarki yang wewenang dari menajer yang paling rendah ke manajer yang paling tinggi. Bahwa pekerjaan tersebut berdasar hierarkhi akan berbeda.
Pandangan klasik:
Pembagian kerja membuat penggunaan keahlian para pekerja menjadi lebih efisien. Pekerja terlatih atau berkeahlian tinggi dapat berpusat pada tugas yang memang memerlukan keahliannya. Jadi terdapat pembagian pekerjaan yang berdasar keahlian tingkat tinggi dan ada pekerjaan yang diperuntukkan bagi tenaga tidak terlatih untuk menghindari pembayaran gaji yang tinggi di mana pekerjanya hanya melakukan tugas atau pekerjaan yang mudah.
Pandangan kontemporer:
Ketika tugas dibagi-bagi menjadi tahapan kecil yang terpisah dan bila setiap pekerja betanggungjawab hanya pada satu tahapan maka akan muncul perasaan terasing. Muncul masalahya yaitu kebosanan, keletihan, stress, rendahnya produktivitas, rendahnya mutu, meningkatnya absensi, dan sebagainya. Untuk mengatasi hal ini mak produktivitas dapat ditingkatkan dengan memperluas lingkup pekerjaan melalui teknik perluasan kerja dan perbaikan kerja. Misal dengan memberikan pekerja berbagai aktivitas pekerjaan dan meletakkan mereka dalam suatu tim kerja. Perusahaan Volvo dari Swedia mengatasi di lini perakitan dengan mengembangkan pendekatan baru yang bersifat pekerjaan berdasarkan tim.
Pekerjaan bervariasi tergantung dari dimensi spesialisasi di mana beberapa pekerjaan bias menjadi sangat terspesialisasi di banding pekerjaan lainnya.
2.      Kesatuan Komando (Unity of Command)
Prinsip ini menekankan bahwa bawahan hanya boleh mempunyai satu atasan yang kepadanya dia bertanggungjawab langsung (Robbins, 1996: 288). Unity of Command penting karena akan mengurangi ambigu dan kemungkinan terjadinya konflik perintah (order) dari supervisor yang berbeda.


Pandangan Klasik:
Tidak ada pekerja yang harus melapor kepada dua atasan atau lebih. Terdapat pemisahan aktivitas yang jelas dimana ada masing-masing atasan yang bertanggungjawab atas aktivitas tersebut.
Pandangan Kontemporer:
Secara logika, konsep kesatuan komando hanya dapat diterapkan pada organisasi yang relative masih sederhana. Namun dalam sebagian besar situasi konsep ini dipakai. Meskipun banyak contoh yang menyebutkan bahwa kesatuan komando menciptakan kekakuan dalam organisasi yang merintangi organisasi untuk mencapai performa terbaiknya. (Robbins, 1996: 289)
3.      Wewenang (Authority)
Wewenang adalah hak yang melekat pada manager untuk memberi perintah dan dipatuhi (Robbins, 1996: 289). Menurut Gibson (1997: 107) wewenang adalah hak untuk membuat keputusan tanpa persetujuan manajer yang di atasnya lagi dan membutuhkan kepatuhan dari pihak lain yang telah ditunjuk.
Definisi lain (walau dengan prinsip yang sama) dating dari Kossen (1991: 145-146), wewenang adalah hak atau delegasi kekuasaan kepada individu dalam  organisasi untuk membuat keputusan, bertindak, atau arahan yang lainnya untuk bertindak.
Sutisna (2000: 210), kewenanangan adalah hak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu atas dasar kedudukan yang di tempati seseorang.
Bentuk Wewenang
Kossen (1991:144-151), menjelaskan tentang berbagai tipe wewenang formal yang berlaku saat ini
a)      Line authority
Seorang manajer mengatur aktifitas yang berhubungan langsung dengan usaha pencapaian sasaran organisasi.
b)      Line and staff authority
Menurut Sutisna (2000: 208) line staff tidak memiliki wewenang mengambil keputusan mereka dikarenakan pengetahuan teknis atau professional yang dimiliki memberikan bantuan atau nasihat kepada line member sehingga dapat terbebas dari detail yang tidak berhubungan langsung dengan operasional harian atau tidak juga membutuhkan keahlian atau pengetahuan khusus.
c)      Fungsional
Staff ahli melaksanakan wewenang langsung atas beberapa jalur aktifitas departemen. Kadang-kadang wewewnang fungsional adalah hasil dari kebijakan tak tertulis.
d)     Matriks
Adakalanya pegawai yang bekerja dalam departemen tertentu bekerja dalam suatu sistem proyek/ program atau produk manajemen. Masing-masing staf melapor pada dua atasan yaitu manager proyek dan manajer fungsional. Dengan demikian, terjadi rantai komando ganda (Sallis, 1988: 98)
Macam-macam wewenang
1.      Sentralisasi wewenang
Semua pusat pengambilan keputusan berada di satu tangan.
2.      Desentralisasi wewenang
Semakin banyak tugas yang harus diurus dan kebutuhan untuk mengambil keputusan secara cepat sehingga membutuhkan adanya penyerahan wewenang.
4.      Rentang Kendali (Span of Control)
Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diatur oleh manajer secara efektif. Rentang kendali manajemen mengacu pada jumlah orang dan departemen yang melapor langsung pada seorang manajer tertentu.
Memilih rentang kendali manajemen yang memadai yang memadai untuk suatu hierarki organisasi penting karena ada dua alasan
1)      Rentang itu dapat mempengaruhi apa yang terjadi pada hubungan kerja dalam sebuah departemen tertentu
2)      Rentang mempengaruhi kecepatan pengambilan keputusan dalam situasi yang melibatkan berbagai tingkat hierarki organisasi.


Agar penetapan rentang kendali optimal ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan:
o   Kontak yang diperlukan
Bias dilihat dari seberapa sering kebutuhan akan kontak diperlukan. Dengan kata lain, sebagai ganti pengiriman memo dan laporan, lebih baik organisasi memiliki hubungan yang sedalam mungkin dengan tim. Suatu kebutuhan untuk melakukan kontak sesering mungkin dan terciptanya koordinasi tingkat tinggi antara atasan dan bawahan.
o   Derajat spesialisasi
Seorang manajer pada tingkat yang lebih rendah dapat menangani lebih banyak anak buah karena pekerjaan pada tingkat rendah lebih khusus dan kurang rumit dibanding tingkat yang lebih tinggi.
o   Kemampuan organisasi
Individu yang bias dengan jelas dan tepat organisasi dengan bawahan dapat memenejemeni lebih banyak orang dibanding mereka yang tidak bias berkomunikasi.

5.      Departementalisasi (departamentalization)
Sebuah organisasi, manajer biasanya menggambarkan bagan organisasi untuk melukiskan bagaimana pekerjaan di bagi-bagi. Departementalisasi merupakan hasil keputusan manajer tentang aktifitasapa yang dapat dihubungkan dalam kelompok serupa setelah aktifitas itu dibagi-bagi mejadi tugas. Istilah lain departemen yang umumnya dapat digunakan adalah aktifitas seksi, divisi dan cabang. Beberapa dasar yang digunakan adalah sebagai berikut:
a.       Departemenalisasi fungsi
Pengorganisasian berputar sekitar fungsi utama atau aktifitas. Dasar fungsional acapkali dijumpai pada organisasi yang relative kecil memberikan suatu rentang produk dan jasa yang sempit. Juga secara luas digunakan sebagi dasar dalam divisi organisasi multi produk yang luas.
b.      Departemenalisasi territorial
Menetapkan kelompok berdasarkan area geografis. Perusahaan menemukan bahwa meningkatnya tuntutan akan produk mereka akan dapat menghemat biayadenganmenempatkan lokasi atau fasilitas pelayanan di berbagai tempat, murahnya pekerja dan material, akses yang lebih baik pada fasilitas transportasi, dekat dengan pasar, dan biaya pajak yang lebih menyenangkan.


c.       Departemenalisasi produk
Semua pekerjaan  yang berhubungan dengan produksi dan penjualan suatu produk atau lini produk akan ditempatkan dalam pengawasan seorang manajer. Ketika perusahaan tumbuh lebih menguntungkan bila ditetapkan atas dasar produk.
d.      Departemenalisasi pelanggan
Bermaksud untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik bag pelanggan atau untuk menarik tipe pelanggan tertentu. Upaya berdasar pelanggan diimbangi dengan upaya implementasi manajemen mutu terpadu, suatu praktik manajemen berdasar pelanggan yang didorong kedalam struktur berdasar pelanggan.
e.       Departemen berdasar perlatan atau proses
Departemen di spesialisasi dan dipisah untuk mencapai efisiensi  yang lebih besar dan penghematan biaya. Manajer akan selalu mendapat tantangan dalm mencoba mendirikan koordinasi kerjasama di antara berbagai departemen.
III.            Prinsip atau Asas Organisasi
1)      Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan keolahragaan seperti Komite Olahraga Nasioanal sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan kesepahaman dan informasi ataupun pemberi kebijakan dalam dunia olahraga di Indonesia dan lain – lainnya.

2) Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, Sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan. Dalam hal ini,struktur keorganisasian berperan penting dalam tercapainya prinsip ini. Struktur keorganisasian yang baik dan terstruktur akan memberikan pembagian tugas yang jelas dan baik.


3)      Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja. Sehingga dalam prinsip ini pimpinan berperan penting dalam mengatur dan mengontrol sepenuhnya akan suatu kebijakan dalam perintahnya.
4) Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, Sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi. Meski pengambilan keputusan itu tetap harus dipertanggungjawabkan kepada pimpinan atau atasan.
5)   Prinsip Pertanggungjawaban.

Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan. Dan setiap pegawai berkewajiban menjalankan tugas dengan sebaik –baiknya.

6) Prinsip Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.Dalam pembagian kerja seorang pimpinan mempunyai kemampuan untuk memberikan peirntah / tugas terhadap pegawai.
7)      Prinsip Rentang Pengendalian.
Prinsip rentang pengendalian artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
Dalam menentukan banyaknya jumlah bawahan maka harus adanya batasan proposional suatu organisasi. Disesuaikan dengan kebutuhan organisasi tersebut. Dan apabila jumlanya bawahan atau staf yang harus dikendalikan berjumlah banyak maka semakin besar juga pengendalian yang harus dilakukan.
8)      Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya. Hal ini juga berhubungan dengan prinsip pembagian kerja. Dan secara prinsif fungsional struktur keorganisasian memiliki juga kekuatan penting dalam mengontrol dan mengatur pembagian tugasnya secara fungsional dalam fungsionalnya
9)      Prinsip Pemisahan.
                                                                     
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain. Dalam pembagian tugas telah ada bagian masing – masing kerja tiap pegawai / staf dan akan dipertanggung jawabkan kepada pemimpin. Sehingga tugas yang telah diberikan sesuai kompeten masing – masing harus dilaksanakan dengan sebaik –baiknya.
10)  Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Dan tujuan tersebut adalah salah satu dasar kerja dari organisasi yang terbentuk.
Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh klub sepak bola di suatu desa terpencil, Struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi klub sepak bola yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11)  Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
Fleksibilitas dari suatu organisasi akan mempengaruhi eksistensi organisasi tersebut dalam menghadapi perkembangan. Organisasi yang mampu berkembang dan menyesuaikan terhadap pertumbuhan sosial akan mampu terus tumbuh dan membuat organsasi tersebut menjadi lebih baik.

12) Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.
IV.            Asas-Asas Organisasi Menurut Para Ahli

A.       Menurut Max Weber
a.       Keahlian
Semua kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, harus didasarkan keahlian, sehingga mampu menjalankan tugas dengan baik;
Berdasarkan kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur.
Pelaksanaan tugas pekerjaan harus sesuai dengan kebijaksanaan, peraturan dan prosedurnya.
b.      Jenjang hirarki
Setiap pelaksanaan tugas pekerjaan harus dapat dipertanggung jawabkan kepada atasan melalui mata rantai tingkat unit dalam organisasi.
c.       Formalitas
Semua keputusan harus diambil secara formal dan tidak ada pertimbangan yang bersifat pribadi.
d.      Meritokrasi system.
Hal-hal yang menyangkut bidang kepegawaian harus didasarkan pada sistem kecakapan (maritokrasi system).

B.       Menurut Franklin G More
1.         Forecasting (ramalan) yaitu kegiatan meramalkan, memproyeksikan
terhadap
kemungkinan yang akan terjadi bila sesuatu dikerjakan.
2.         Planning (perencanaan) yaitu penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
3.         Organizing (organisasi) yaitu pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan, temasuk dalam hal ini penetapan susunan organisasi, tugas dan fungsinya.
4.         Staffing atau Assembling Resources (penyusunan personalia) yaitu penyusunan personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru. latihandanpengembangansampaidenganusaha agar setiap petugas memberi daya guna maksimal pada organisasi.
5.         Directing atau Commanding (pengarah atau mengkomando) yaitu usaha member bimbingan saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan (delegasi wewenang) untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
6.         Leading yaitu pekerjaan manajer untuk meminta orang lain agar bertindak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
7.         Coordinating (koordinasi) yaitu menyelaraskan tugas atau pekerjaan agar tidak terjadi kekacauan dan saling melempar tanggung jawab dengan jalan menghubungkan, menyatu-padukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan.
8.         Motivating (motivasi) yaitu pemberian semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara sukarela.
9.         Controlling (pengawasan) yaitu penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
10.     Reporting (pelaporan) yaitu penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis maupun lisan.

C.       Menurut James D. Money
a)         Azas perumusan tujuan, pentingnya merumuskan tujuan organisasi adalah untuk:
a.         Organisasi tanpa tujuan tidak ada artinya dan hanya penghamburan saja.
b.        Tujuan dibutuhkan untuk melakukan koordinasi.
c.         Organisasi yang menginginkan persaingan efektif dan tumbuh harus terus menerus diperbaharui tujuannya.
b)        Azas departementasi, departementasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Ada beberapa jenis departementasi :
a.         Departementasi berdasarkan fungsi : yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan.
b.        Departementasi berdasarkan wilayah : yaitu pembentukan satuan organisasi yang masing masing diserahi tugas untuk mengurus satuan daerah tertentu, seperti perusahaan yang memiliki cabang cabang diberbagai tempat.
c.         Departementasi berdasarkan produksi : yaitu pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi aktivitas menghasilkan jenis barang tertentu.
d.        Departementasi berdasarkan langganan : yaitu pembentukan satuan organisasi yang masing masing melakukan kegiatan memberikan pelayanan kepada orang orang atau badan badan tertentu yang datang secara tetap sebagai langganan.
c)         Azaz pembagian kerja, yaitu perincian serta pengelompokkan aktivitas-aktivitas yang semacamnya atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi atau oleh seorang pejabat tertentu. Tujuan dari pembagian kerja adalah : terdapatnya keseimbangan antara tugas yang dibebankan, serta tanggung jawab dan kekuasaan.
d)        Azas delegasi kekuasaan, adalah penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik dan pejabat yang satu kepada pejabat yang lain.
Delegasi kekuasaan terbagi dalam dua kategori :
a.         Sentralisasi : pimpinan organisasi merypakan sumber terakhir pada tingkat tertinggi untuk memberikan wewenang dan bersifat tunggal.
b.        Desentralisasi : wewenang dilimpahkan kepada lebih dari satu orang dimana masing masing orang bekerja sebagai satu kesatuan.
e)         Azas kesatuan komando, bahwa tiap tiap pejabat dalam organisasi hendaknya hanya dapat diperintah dan bertanggungjawab kepada seorang pejabat atasan tertentu.
f)         Azas koordinasi, bahwa adanya keselarasan aktivitas diantara satuan satuan organisasi dan keselarasan tugas diantara para pejabatnya.
g)        Azas rentang pengawasan/span of control, bahwa seberapa orang setepat-tepatnya harus berada dibawah kekuasaan pimpinan sehingga sang pimpinan mampu mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan perintah perintahnya.
h)        Azas jenjang organisasi, adalah tingkat-tingkat satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas ke bawah dalam fungsi tertentu.
i)          Azas flexibilitas, bahwa struktur organisasi harus mudah dirubah untuk disesuaikan denga perubahan perubahan yang terjadi tanpa mengurangi aktivitas sedang berjalan.
j)          Azas berkelangsungan, suatu organisasi dibentuk, diharapkan akan berjalan terus dan tidak berhenti untuk sebuah alasan.
k)        Azas keseimbangan: penempatan satuan satuan organisasi kedalam struktur harus sesuai dengan peranannya.
         
D.      Menurut Sutarto (1995, 61-196) menyimpulkan bahwa asas organisasi meliputi :
a.       Perumusan tujuan yang jelas
b.      Departemenisasi, aktivitas untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu
c.       Pembagian kerja, rincian serta pengelompokan aktivitas-aktivitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi/pejabat tertentu
d.      Koordinasi, keselarasan aktivitas antar satuan organisasi atau keselarasan tugas antar pejabat
e.       Pelimpahan wewenang, hak seorang pejabat untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik
f.       Rentangan control, jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat dipimpin dengan baik oleh seorang atasan tertentu
g.      Jenjang organisasi, tingkat-tingkat satuan organisasi yang di dalamnya terdapt pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas ke bawah dalm fungsi tertentu
h.      Kesatuan perintah, tiap-tiap pejabat dalam organisasi hendaknya hanya dapat diperintah dan bertanggung jawab kepada seorang pejabat atasan tertentu.
i.        Fleksibilitas, dapat diubah untuk disesuaikan dengan perubahan yang terjadi tanpa mengurangi kelancaran aktivitas yang sedang berjalan
j.        Berkelangsungan, organisasi dapat menyediakan berbagai sarana agar dapat melaksanakan aktivitas operasinya secara terus-menerus.
k.      Keseimbangan, satuan-satuan organisasi hendaknya ditempatkan pada struktur organisasi sesuai dengan peranannya.

E.        Prinsip Organisasi Fayol
a.       Pembagian kerja, Prinsip ini sama dengan “pembagian kerja” Adam Smith. Spesialisasi menambah hasil kerja dengan cara membuat para pekerja lebih efisien.
b.      Wewenang, Manajer harus dapat member perintah. Wewenang memberikan hak ini kepadanya,. Tetapi wewenang berjalan seiring dengan tanggung jawab. Jika wewenang digunakan, timbullah tanggung jawab. Agar efektif, wewenang seorang manajer harus sama dengan tanggung jawabnya.
c.       Disiplin, Para pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi. Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, suatu saling pengertian yang jelas antara manajemen dan para pekerja tentang peraturan organisasi serta penerapan hukuman yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan tersebut.
d.      Kesatuan komando, Setiap pegawai seharusnya menerima perintah hanya dari seorang atasan.
e.       Kesatuan arah, Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan sama harus dipimpin oleh seorang manjer dengan menggunakan sebuah rencana.
f.       Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan individu. Kepentingan seorang pegawai atau kelompok pegawai tidak boleh mendahulukan kepentingan organisasi secara keseluruhan.
g.      Remunarasi, Para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
h.      Sentralisasi, ini merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat dalam pengambilan keputusan. Apakah pengambilan keputusan itu disentralisasi (pada manajemen) atau disentralisasi (pada para bawahan) adalah proporsi yang tepat. Kuncinya terletak pada bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal untuk setiap situasi.
i.        Rantai scalar, Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling rendah merupakan rantai scalar. Komunikasi harus mengikuti rantai ini. Tetapi, jika dengan mengikuti rantai tersebut malah tercipta kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan jika disetujui oleh semua pihak, sedangkan atasan harus diberitahhu.
j.        Tata tertib, Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari waktu yang tepat.
k.      Keadilan, Para manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para bawahan.
l.        Stabilitas masa kerja para pegawai, Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi adalah tidak efisien. Manajemen harus menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu adda pengganti
m.    Inisiatif, Para pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana akan berusaha keras.
n.      Esprit de corps, Mendorong team spirit akan membangun keselarasan dan persatuan di dalam organisasi (dari sebuah sumber buku)

F.        Menurut Chestar I. Berhnad
a.       Perumusan tujuan secara jelas. Tujuan menjadi hal mendasar dalam organisasi. Tanpa tujuan, organisasi ibarat kapal yang berlayar tanpa arah, sehingga mudah terombang ambing oleh ombak atau ketidaktentuan.
b.      Setelah tujuan ditetapkan secara tegas, anggota kelompok harus benar-benar memahami dan menjiwai tujuan yang akan dicapai itu. Dengan dipahaminya tujuan-tujuan organisasi dengan baik, maka akan memungkinkan mereka memperoleh pedoman dalam bekerja dan menilai hasil yang telah dicapai. Di samping itu para bawahan dapat bertindak dengan penuh kesadaran, bukan karena terpaksa atau tanpa tujuan.
c.       Adanya pembagian kerja sedemikian rupa. yang dilakukan atas dasar perbedaan kemampuan dan minat anggota organisasi. Tetapi juga harus terkoordinasi dengan baik agar tidak terjadi bekerja sendiri-sendiri tanpa memperhatikan tujuan sebenarnya yang akan dicapai.
d.      Pelimpahan wewenang harus sesuai dengan tanggung jawab.
e.       Penetapan hirarkhi wewenang dari atas sampai ke bawah harus dilakukan secara tegas agar dapat memberikan gambaran pola hubungan kerja yang perlu dipelihara.
f.       Kesatuan arah. Maksudnya semua kegiatan semua sumber yang digunakan dalam organisasi harus mengarah pada tujuan yang sama.
g.      Adanya kesatuan perintah (unity of command). Setiap anggota kelompok hanya memiliki satu pimpinan atau atasan langsung, kepada siapa ia menerima perintah, memberikan laporan dan mempertanggungjawabkan kegiatannya.
h.      Batas kemampuan pengawasan (span of control).

G.      Menurut Sondang P. Siagian
a.       Asas The Right Man on The Right Place
Job specification digunakan untuk memenuhi asas ini. Right Man terikat oleh waktu. Contoh, jika pada suatu ketika seorang sopir bis mengalami kecelakaan sehingga kaki atau tangannya harus diamputasi maka ia tidak memenuhi job specification lagi sebagai seorang sopir yaitu bahwa sopir tidak diperkenankan mempunyai cacat tubuh yang bisa mengurangi kinerjanya.
b.      Asas Kesatuan Komando
Sekelompok jabatan harus di bawah satu komando. Hal ini dimaksudkan untuk:
-          Memperlancar usaha
-          Memperoleh kepastian siapa yang berhak memerintah, memberi instruksi, dan siapa yang harus diberi laporan.
-          Diketahui dengan pasti siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kegagalan dan siapa yang akan merasa memiliki jika sukses.
c.       Asas Hierarki
Hierarki artinya berjenjang. Jadi dalam organisasi harus ada atasan dan ada bawahan (jenjang karier).
d.      Asas Koordinasi
Orang-orang dalam satu komando, kegiatannya harus saling berkaitan sehingga timbul kerjasama.
e.       Asas Rentang kendali
Kemampuan satu orang untuk mengendalikan anak buah adalah terbatas, sehingga seorang pimpinan tidak boleh mempunyai anak buah terlalu banyak di luar rentang kendalinya. Semakin ke atas, rentang kendali semakin sempit. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang yang diatur, rentang kendalinya semakin sempit.

H.       Menurut George. R. Terry
a.       Penetapan tujuan yang jelas
b.      Kesatuan perintah (the principle of unity of command)
c.       Keseimbangan
d.      Pendistribusian pekerjaan (the principle of distribution of work)
e.       Rentang pengawasan (the principle of span of control)
f.       Prinsip pelimpahan wewenang (the principle of delegation of authority)
g.      Prinsip departementasi (the principle of departementation)
h.      Prinsip penempatan pegawai yang tepat (the principle of the right man in the right place)
i.        Prinsip koordinasi (the principle of coordination)
j.        Prinsip pemberian balas jasa yang memuaskan.


I.       Menurut William H. Newman
a.      Perumusan tujuan dengan jelas (formulation of the objektive).
Tujuan organisasi harus terlebih dulu ditetapkan sebab tanpa ditentukan terlebih dulu, kita akan mengalami kesulitan dalam melakukan macam kegiatan.
Apa bila tujuan telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan itu dengan terperenci agar menjadi cukup jelas. Dengan dirumuskan tujuan, maka kesalatafsiran dapat dihindari sejauh mungkin.
b.      Pembagian Pekerjaan/kegiatan (division of works).
Kegiatan dan pekerjaan yang bermacam-macam itu harus digolong-golongkan atau dikelompkan. Setaiap orang mendapat pekerjaan tertentu atau sekelompok pekerja teretentu sesuai dengan keahliannya. Apabila pengelompokan pekerjaan itu diwujudkan dalam unit-unit kerja maka itu dinamakan departemenisasi.
c.       Pelimpahan Wewenang.
Dalam setiap organisasi, pucuk pimpinan bertanggung jawab terhadap semua akibat yang dilakukan dalam organisasi itu. Apabila organisasi telah membesar, ia seorang tidak mungkin menjalankan tugas dengan baik. Oleh karena itu, perlu melimpahkan wewenangnya kepada orang lain yang menjadi bawahannya. Meskipun demikian, ia tetap bertangung jawab atas akibatnya. Ini jangan diartikan bahwa yang bertangung jawab hanya pucuk pimpinan saja, namun pucuk pimpinan tidak dapat melepaskan diri dari tangung jawab terhadap tugas yang telah dilimpahkan kepada bawahannya. Apabila masih terlalu berat masalahnya, maka pimpian yang lebih rendah kedudukannya itupun dapat melimhakan kepada anak buahnya.
d.      Rentangan Pengendalian
Yang dimaksud dengan rentangan pengendalian disini adalah jumlah bawahan yang masih dapat dikomtrol dengan baik oleh pimpinannya.
e.      Tingkatan Hierarki (level of hierarky)
Yang dimaksud dengan tingkatan hierarki disini ada banyak tingkatan unit-unit yang sebaiknya diadakan untuk kelancaran kegiatan. Adanya tingkatan-tingkatan tersebut, maka saluran perintah dari atas kebawah dan saluran laporan dari bawah keatas diusahakan jangan saling menopoli.
Pelompatan hanya boleh dilakukan dalam keadaan terpaksa namun, apabila pejabat yang dilompati tadi berada ditempat harus segera di beritahu oleh pihak-pihak yang bersangkutan.


V.            Peran Asas-Asas Organisasi
Peran dari asas-asas organisasi yaitu sebagai :
a.       Pedoman untuk membentuk struktur organisasi yang sehat dan efisien.
b.      Pedoman untuk melakukan kegiatan organisasi agar dapat berjalan lancar.

VI.            Pentingnya Asas-Asas Organisasi
Asas organisasi penting bagi manajemen sebagai dasar membantu melaksanakan fungsi pengorganisasian terutama dalam menyusun struktur organisasi, dan dalam menjamin pelaksanaan kegiatan organisasi yang lancar, efektif dan efisien. Bagi pegawai atau pejabat organisasi asas-asas organisasi menjadi pegangan bekerja/melaksanakan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan penuh tanggungjawab sesuai dengan wewenang yang diberikan.

VII.            Masalah yang mungkin dihadapi organisasi bilamana organisasi tidak menerapkan asas-asas/pedoman berorganisasi
Beberapa masalah yang mungkin dihadapi organisasi bilamana organisasi tidak menerapkan asas-asas/pedoman berorganisasi antara lain yaitu :
1.      Anggota yang tidak memahami tujuan organisasi
2.      Pembentukan satuan organisasi yang kurang berlandaskan pada pengembangan volume kerja.
3.      Pejabat/pegawai tidak mempunyai daftar rincian tugas yang jelas sehingga tidak mengetahui tanggungjawab pokoknya.
4.      Adanya tugas pelayanan kepada masyarakat yang terhenti karena petugasnya tidak masuk kerja.
5.      Adanya kekembaran pelaksanaan suatu jenis pekerjaan
6.      Adanya kekosongan pelaksanaan suatu jenis pekerjaan
7.      Para pejabat tidak memiliki kesadaran pentingnya wewenang
8.      Banyak pejabat yang melaksanakan pekerjaan menunggu perintah
9.      Adanya pejabat yang memimpin bawahan dalam jumlah yang terlampau banyak
10.  Jenjang organisasi yang terlalu panjang
11.  Bawahan bingung karena melaksanakan perintah dari lebih satu atasan
12.  Kesulitan meletakkan satuan organisasi pada struktur organisasi
13.  Kurang menyadari perlunya sumber daya yang dapat menjamin hidup organisasi secara berkelanjutan.

VIII.            Principles of Organization
1. Principle of unity of objectives: Organizational goals, departmental goals, and individual goals must be clearly defined. All goals and objectives must have uniformity. When there is contradiction among different level of goals desired goals can’t be achieved. Therefore, unity of objectives is necessary
2. Principle of specialization:  Sound and effective organization believes on organization. The term specialization is related to work and employees. When an employee takes special type of knowledge and skill in any area, it is known as specialization. Modern business organization needs the specialization, skill and knowledge by this desired sector of economy and thus, efficiency would be established.
3. Principle of coordination: In an organization many equipment, tools are used. Coordination can be obtained by group effort that emphasize on unity of action. Therefore, coordination facilitates in several management concepts
4. Principle of authority: Authority is the kind of right and power through which it guides and directs the actions of others so that the organizational goals can be achieved. It is also related with decision making. It is vested in particular position, not to the person because authority is given by an institution and therefore it is legal. It generally flows from higher level to lowest level of management. There should be unbroken line of authority.
5. Principle of responsibility: Authentic body of an organization is top level management, top level management direct the subordinates. Departmental managers and other personnel take the direction from top level management to perform the task. Authority is necessary to perform the work .only authority is not provided to the people but obligation is also provided. So the obligation to perform the duties and task is known as responsibility. Responsibility can’t be delegated. It can’t be avoided.
6. Principle of delegation: Process of transferring authority and creation of responsibility between superior and subordinates to accomplish a certain task is called delegation of authority. Authority is only delegated, not responsibilities in all levels of management. The authority delegated should be equal to responsibility
7. Principle of efficiency: In enterprise different resources are used. Therese resources must be used in effective manner. When the organization fulfill the objectives with minimum cost, it is effective. Organization must always concentrate on efficiency.
8. Principle of unity of command:  subordinates should receive orders from single superior at a time and all subordinates should be accountable to that superior. More superior leads to confusion, delay and so on.
9. Principle of span of control: unlimited subordinates cant be supervised by manager, this principle thus helps to determine numerical limit if subordinates to be supervised by a manager. This improves efficiency.
10. Principle of balance: the functional activities their establishment and other performances should be balanced properly. Authority, centralization, decentralization must be balance equally. This is very challenging job but efficient management must keep it.
11. Principle of communication:  Communication is the process of transformation of information from one person to another of different levels. It involves the systematic and continuous process of telling, listening and understanding opinions ideas, feelings, information, views etc, in flow of information. Effective communication is important
12. Principle of personal ability: for sound organization, human resources is important. Employees must be capable. Able employees can perform higher. Mainly training and development programs must be encouraged to develop the skill in the employees
13. Principle of flexibility:  organizational structure must be flexible considering the environmental dynamism. Sometimes, dramatically change may occur in the organization and in that condition, organization should be ready to accept the change
14. Principle of simplicity: this principles emphasizes the simplicity of organizational structure, the structure if organization should be simple with minimum number of levels do that its member an understand duties and authorities.
IX.            Fungsi Organisasi
Fungsi pengorganisasian berkaitan erat dengan fungsi perencanaan, karena pengoganisasianpun harus direncanakan. Pengertian pengoganisasian dan organisasi berbeda. Pengoganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan suatu proses yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang statis. Pengoganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen-departemen serta penentuan habungan-hubungan.

Dalam mencapai maksud dan tujuan organisasi, ada 4 fungsi organisasi yang sangat perlu diperhatikan berkaitan dengan manajemen organisasi, yakni:

1. Planning (perencanaan)
Hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam organisasi diantaranya dalah rencana-rencana yang coba disusun oleh pengelola organisasi, seperti rencana kerja atau kegiatan serta anggaran yang diperlukan, teknis pelaksanaannya bisa melalui rapat-rapat, seperti:
        · Rapat Kerja (pengurus organisasi) yang membicarakan rencana-rencana kerja pengurus serta kegiatan anggota yang akan dilakukan dengan satu atau lebih target yang akan dicapai.
        · Rapat Anggaran, untuk menentukan berapa jumlah anggaran yang diperlukan untuk mendukung kerja organisasi atau untuk suatu event / kegiatan (wujudnya daftar RKA) atau proposal kegiatan.

2.    Organizing (pengaturan)
Dalam hal pengaturan, unsur yang perlu diperhatikan & diwujudkan adalah :
        · Struktur Organisasi yang mampu menunjukkan bagaimana hubungan (relationship) antara organisasi/bagian/seksi yang satu dengan yang lain.
        · Job Description yang jelas yang mampu menjelaskan tugas masing-masing bagian.
        · Bentuk Koordinasi antar bagian dalam organisasi (misal. Rapat Koordinasi antar bagian, Rapat Pimpinan antar Organisasi, dll)
        · Penataan dan Pendataan Arsip & Inventaris Organisasi
Harus diatur dan ditata dengan baik administrasi organisasi, seperti surat masuk, surat keluar, laporanlaporan, proposal keluar, data anggota, AD/ART, GBHK, presensi, hasil rapat, inventarisasi yang dimiliki, perangkat yang dipinjam dll.



3. Accounting (pelaporan)
Pelaporan merupakan unsur wajib yang harus dilakukan untuk menunjukkan sikap & rasa tanggung jawab dari pengurus kepada anggotanya ataupun kepada struktur yang berada diatasnya. Wujud kongkritnya adalah :
        · Progress Report (Laporan Pengembangan Kegiatan)atau
        ·  Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Kegiatan

4. Controling (pengawasan)
Tugas organisasi ataupun pimpinan organisasi yang tidak boleh terlewatkan adalah melakukan pengawasan terhadap aktifitas organisasi ataupun realisasi kegiatan dan penggunaan anggaran
Fungsi tujuan organisasi
1. Pedoman bagi kegiatan, melalui penggambaran hasil akhir diwaktu yang akan datang. Memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus atau tidak dilakukan.
2. Sumber legitimasi, melalui pembenaran kegiatan-kegiatannya. Akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan berbagai sumber daya dan dukungan dari lingkungan sekitarnya.
3. Standar pelaksanaan, memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi organisasi).
4.
Sumber motivasi, karena sering memberikan insentif bagi para anggota.
5.
Dasar rasional pengorganisasian, karena antara tujuan dan struktur organisasi saling berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan.

Fungsi perumusan strategi organisasi sering juga digunakan istilah “grand strategy”, termasuk diantaranya adalah perumusan visi, misi, tujuan (objective), kebijakan (policy), dan strategi, serta perencanaan tentang bagaimana pengorganisasian (organization planning) seluruh kegiatan dalam menjalankan strategi tersebut. Organization planning memberikan arah kepada setiap awak organisasi, kemana organisasi akan dibawa ke masa yang akan datang.

Ditinjau secara hirarki, fungsi ini berada pada tingkatan tertinggi. prosesnya memerlukan pemahaman yang mendalam serta analisis yang cermat dan cerdas tentang berbagai perkembangan kondisi lingkungan strategik, seperti perkembangan teknologi, ekonomi sosial budaya, politik, bahkan bagi beberapa organisasi diperlukan kajian tentang sejarah masa lalu. Permasalahan yang dihadapi sangat kompleks dan dinamis, sehingga penuh ketidakpastian, namun harus dapat dikenali secara cerdas untuk mengurangi tingkat ketidakpastian tadi. Untuk itu diperlukan personil yang memiliki daya abstraksi kuat, kemampuan yang solid dalam melakukan analisis terhadap perkembangan lingkungan strategik, serta melakukan sintesa terhadap perkembangan iptek. Tujuan utama dari penyelengaraan ini adalah tercapainya tujuan secara efektif.


X.            Fungsi Organisasi Menurut Henry G Hodges
1.     Merencanakan, menyusun, menilai / mengembangkan pola pokok /      struktur organisasi.
2.     Mengarahkan dan menyelenggarakan policy dan taktik organisasi.
3.      Mendayagunakan tenaga kerja dengan menetapkan orang-orang yang   tepat melalui klasifikasi jabatan, uraian jabatan, analisa pada jabatannya pekerjaan dan evaluasi pekerjaan yang setepat-tepatnya.
4.      Membantu top manajer dalam merencanakan, menyusun dan menyempurnakan prosedur kerja dan tata kerja
5.      Membantu top manajer dalam melaksanakan visualisasi rencana kerja, program kerja dan penjadwalannya
6.      Membantu top manajer dalam menemukan pola pokok dan sistem pengumpulan , penyusunan, penyimpanan, dan pemeliharaan serta penetapan jangka waktu atas pemusnahan data, dokumen dan informasi yang amat penting
7.      Merencanakan pembuatan dan penggunaan formulir dalam rangka standarisasi tata kerja
8.      Membantu top manajer dalam menyusun buku-buku pedoman kerja
9.      Mengevaluasi sistem laporan dan pelaksanaan program kerja
10.  Memelihara hubungan kerjasama antar unit
11.  Melakukan pengawasan atas pelaksanaan intruksi pimpinan
12.  Mempercepat dan mempertepat dalam proses pengambilan keputusan
13.  Staf O&M membantu dan membebaskan top manajer dari tugas-tugas yang rutin dan teknis

XI.            7 important functions of an Organisation
1. To define the role of the individual:
An individual employed in an enterprise must know his role, position and relationship with other personnel in his department and with others. Organisation becomes necessary so that the persons involved in the enterprise can identify themselves in the enterprise. It is through the organisation that one can know his position and role in the unit. He can relate his position with other members of the enterprise.
2. Determination of authority:
The assignment of a certain role proposes the granting of certain authority so that performance can be possible. Organisation is necessary to define the authority i.e., the rights and powers of men in different positions which would help them to discharge their assigned roles.
3. Fixation of responsibility:
Each individual is assigned a certain duty organisational structure defines what performance is expected of a member of the unit of the department of the enterprise. Absence or faulty determination of responsibility will lead to irresponsible functions, behaviour and attitudes.
4. Specialisation:                                     
Modern production and management techniques are based on the idea of specialization which means the performance of different parts of a job by persons specifically suited for them.
Organisation is basically required to promote specialization. Efficient and smooth functioning is possible when different elements of a job are performed by experts and their efforts are pooled to attain the desired and product.
5. Coordination:
Since the pattern of managerial operations is to be based on die division' of labour, there arises the need of coordinating the activities of various individuals or that of different departments. They perform diverse, activities and these have to be woven into the main fabric.
6. Proper utilisation of human resources:
The most important thing for enterprises is to make the best possible use of its human resources. There must not be wastage or misapplication of human efforts. This is of great importance for economy as well as for the achievement of objectives.
It can be possible only by suitable organisation, which avoid all bottlenecks-chances of work being held up and allow smooth flow of performances.
7. Efficient functioning:
Efficiency is to be the watchword of an enterprise, all the factors mentioned above will have a great impact on the efficient functioning of the enterprise, and Organisation avoids all duplication in jobs, overlapping and wastage. It promotes speedy, smooth and efficient functioning of the enterprise.


DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Abdul Aziz, M.A. 2011. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: ALFABETA
Sepri. 2010, Prinsip-Prinsip Organisasi. http://sepriblog.blogspot.co.id/2010/10/prinsip-prinsip-organisasi.html (diakses pada 7 September 2015)
Fhite Rhial. 2010. Organisasi dan Manajemen. http://fhite.blogspot.co.id/2010/05/organisasi-dan-manajemen.html (diakses pada Oktober 2015)
Yunisa Fitri Anjarsari. 2012. Azas-Azas Organisasi. http://yunisafitrianjarsari.blogspot.co.id/2013/10/azaz-azaz-organisasi.html (diakses pada Oktober 2015)
Lilis Martini. (2012), “Fungsi-Fungsi Organisasi.” http://lilismartini.blogspot.co.id/2012/10/fungsi-fungsi-organisasi.html (diakses pada 7 September 2015)
Arthita Banerjee. (2012), “7 important functions of an Organisation. ” http://www.preservearticles.com/2012051832400/7-important-functions-of-an-organisation.html (diakses pada 7 September 2015)


EmoticonEmoticon