I.
Pengertian Asas-Asas Organisasi
Asas organisasi atau biasa disebut dengan prinsip organisasi adalah berbagai pedoman
yang sejauh mungkin hendaknya dilaksanakan
agar diperoleh struktur organisasi yang baik dan aktivitas organisasi dapat berjalan dengan lancar.
II.
Prinsip-prinsip Mendesain Struktur
Organisasi
Ketika manager atau pihak designer terlibat dalam
suatu proses “konstruk” suatu struktur organisasi, maka ia akan bergulat dengan
konsep-konsep dasar sebagai berikut:
1. Pembagian
Kerja (Division of Work)
Stoner,
(1996: 7-8) mendefinisikan pembagian kerja sebagai pemabagian seluruh beban
pekerjaan menjadi sejumlah tugas secara wajar dan nyaman yang dapat
dilaksanakan oleh individu atau kelompok. Dapat didefinisikan juga sebagi upaya
membagi pekerjaan menjadi pekerjaan yang kecil, sederhana, dalam kegiatan yang
terpisah, di mana karyawan dapat mengkhususkan diri pada bidang tersebut
sehingga produktivitas total meningkat secara geometric.
Robbins,
(1991: 286) menggunakan istilah division
of labor untuk menyatakan bahwa dari pada menyerahkan seluruh pekerjaan
pada satu individu, lebih baik pekerjaan tersebut dibagi ke dalam beberapa
tahapan yang setiap tahapan pekerjaan itu diselesaikan oleh sejumlah individu.
Individu melakukan spesialisasi
dalam pekerjaan tersebut. Manajer membagi total tugas organisasi ke dalam
pekerjaan yang spesifik dan mempunyai aktifitas yang spesifik. Ini berarti
pekerjaan terkonsentrasi pada derajat spesialisasi. Dengan kata lain, pembagian
kerja adalah luasnya pekerjaan yang dispesialisasikan. (Gibson, 1997: 109).
Pembagian kerja
menciptakan tugas yang lebih sederhana, yang dapat dipelajari dan diselesaikan
dengan relative cepat. Diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan
memperkuat spesialisasi ketika setiap orang menjadi pakar dalam pekerjaan
tertentu.
Pembagian kerja dalam
organisasi terjadi dalam cara sebagai berikut
1.
Pekerjaan dapat dibagi berdasar bidang keahlian personal. Umumnya pembagian
spesialisasi berkaitan dengan jabatan dan bidang keahlian professional. Contoh
akuntan, perekayasa, ilmuan, ahli fisika.
2.
Pekerjaan dapat dibagi ke dalam aktivitas berbeda berdasarkan pekerjaan yang dilakukan di organisasi.
Contoh, pabrik seringkali memecah pekerjaan dalam suatu wilayah kerja seperti
fabrikasi dan perakitan. Pekerja biasanya ditugaskan untuk melakukan satu dari
dua aktifitas tersebut. Hal ini merupakan manifestasi
dari pembagian kerjan yang disebut spesialisasi
horizontal.
3.
Pekerjaan dibagi ke arah vertical. Semua organisasi mempunyai
hierarki yang wewenang dari menajer yang paling rendah ke manajer yang paling
tinggi. Bahwa pekerjaan tersebut berdasar hierarkhi akan berbeda.
Pandangan klasik:
Pembagian
kerja membuat penggunaan keahlian para pekerja menjadi lebih efisien. Pekerja
terlatih atau berkeahlian tinggi dapat berpusat pada tugas yang memang memerlukan keahliannya. Jadi terdapat
pembagian pekerjaan yang berdasar keahlian tingkat tinggi dan ada pekerjaan
yang diperuntukkan bagi tenaga tidak terlatih untuk menghindari pembayaran gaji
yang tinggi di mana pekerjanya hanya melakukan tugas atau pekerjaan yang mudah.
Pandangan
kontemporer:
Ketika
tugas dibagi-bagi menjadi tahapan kecil yang terpisah dan bila setiap pekerja
betanggungjawab hanya pada satu tahapan maka akan muncul perasaan terasing. Muncul masalahya yaitu kebosanan, keletihan,
stress, rendahnya produktivitas, rendahnya mutu, meningkatnya absensi, dan
sebagainya. Untuk mengatasi hal ini mak produktivitas dapat ditingkatkan dengan
memperluas lingkup pekerjaan melalui
teknik perluasan kerja dan perbaikan kerja. Misal dengan memberikan pekerja
berbagai aktivitas pekerjaan dan meletakkan mereka dalam suatu tim kerja.
Perusahaan Volvo dari Swedia mengatasi di lini perakitan dengan mengembangkan
pendekatan baru yang bersifat pekerjaan berdasarkan tim.
Pekerjaan
bervariasi tergantung dari dimensi spesialisasi di mana beberapa pekerjaan bias
menjadi sangat terspesialisasi di banding pekerjaan lainnya.
2.
Kesatuan Komando (Unity of Command)
Prinsip
ini menekankan bahwa bawahan hanya boleh mempunyai satu atasan yang kepadanya
dia bertanggungjawab langsung (Robbins,
1996: 288). Unity of Command penting karena akan mengurangi ambigu dan kemungkinan terjadinya konflik perintah
(order) dari supervisor yang berbeda.
Pandangan
Klasik:
Tidak ada pekerja yang harus
melapor kepada dua atasan atau lebih. Terdapat pemisahan
aktivitas yang jelas dimana ada masing-masing atasan yang bertanggungjawab atas
aktivitas tersebut.
Pandangan
Kontemporer:
Secara
logika, konsep kesatuan komando hanya dapat diterapkan pada organisasi yang relative masih sederhana. Namun
dalam sebagian besar situasi konsep ini dipakai. Meskipun banyak contoh yang
menyebutkan bahwa kesatuan komando
menciptakan kekakuan dalam organisasi yang merintangi organisasi untuk
mencapai performa terbaiknya. (Robbins,
1996: 289)
3.
Wewenang (Authority)
Wewenang
adalah hak yang melekat pada manager untuk memberi perintah dan dipatuhi (Robbins, 1996: 289). Menurut Gibson
(1997: 107) wewenang adalah hak untuk membuat keputusan tanpa persetujuan
manajer yang di atasnya lagi dan membutuhkan kepatuhan dari pihak lain yang
telah ditunjuk.
Definisi
lain (walau dengan prinsip yang sama) dating dari Kossen (1991: 145-146), wewenang adalah hak atau delegasi kekuasaan
kepada individu dalam organisasi untuk
membuat keputusan, bertindak, atau arahan yang lainnya untuk bertindak.
Sutisna
(2000: 210), kewenanangan adalah hak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu atas
dasar kedudukan yang di tempati seseorang.
Bentuk Wewenang
Kossen (1991:144-151),
menjelaskan tentang berbagai tipe wewenang formal yang berlaku saat ini
a) Line authority
Seorang
manajer mengatur aktifitas yang berhubungan langsung dengan usaha pencapaian
sasaran organisasi.
b) Line and staff authority
Menurut
Sutisna (2000: 208) line staff tidak
memiliki wewenang mengambil keputusan mereka dikarenakan pengetahuan teknis
atau professional yang dimiliki memberikan bantuan atau nasihat kepada line member sehingga dapat terbebas dari
detail yang tidak berhubungan langsung dengan operasional harian atau tidak
juga membutuhkan keahlian atau pengetahuan khusus.
c) Fungsional
Staff
ahli melaksanakan wewenang langsung atas beberapa jalur aktifitas departemen.
Kadang-kadang wewewnang fungsional adalah hasil dari kebijakan tak tertulis.
d) Matriks
Adakalanya
pegawai yang bekerja dalam departemen tertentu bekerja dalam suatu sistem
proyek/ program atau produk manajemen. Masing-masing staf melapor pada dua
atasan yaitu manager proyek dan manajer fungsional. Dengan demikian, terjadi
rantai komando ganda (Sallis, 1988: 98)
Macam-macam wewenang
1. Sentralisasi
wewenang
Semua
pusat pengambilan keputusan berada di satu tangan.
2. Desentralisasi
wewenang
Semakin
banyak tugas yang harus diurus dan kebutuhan untuk mengambil keputusan secara
cepat sehingga membutuhkan adanya penyerahan wewenang.
4. Rentang
Kendali (Span of Control)
Rentang
kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diatur oleh manajer secara efektif.
Rentang kendali manajemen mengacu pada jumlah orang dan departemen yang melapor
langsung pada seorang manajer tertentu.
Memilih
rentang kendali manajemen yang memadai yang memadai untuk suatu hierarki
organisasi penting karena ada dua alasan
1) Rentang
itu dapat mempengaruhi apa yang terjadi pada hubungan kerja dalam sebuah
departemen tertentu
2) Rentang
mempengaruhi kecepatan pengambilan keputusan dalam situasi yang melibatkan
berbagai tingkat hierarki organisasi.
Agar
penetapan rentang kendali optimal ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan:
o
Kontak
yang diperlukan
Bias
dilihat dari seberapa sering kebutuhan akan kontak diperlukan. Dengan kata
lain, sebagai ganti pengiriman memo dan laporan, lebih baik organisasi memiliki
hubungan yang sedalam mungkin dengan tim. Suatu kebutuhan untuk melakukan
kontak sesering mungkin dan terciptanya koordinasi tingkat tinggi antara atasan
dan bawahan.
o
Derajat
spesialisasi
Seorang
manajer pada tingkat yang lebih rendah dapat menangani lebih banyak anak buah
karena pekerjaan pada tingkat rendah
lebih khusus dan kurang rumit dibanding tingkat yang lebih tinggi.
o
Kemampuan
organisasi
Individu
yang bias dengan jelas dan tepat organisasi dengan bawahan dapat memenejemeni
lebih banyak orang dibanding mereka yang tidak bias berkomunikasi.
5.
Departementalisasi (departamentalization)
Sebuah
organisasi, manajer biasanya menggambarkan bagan organisasi untuk melukiskan
bagaimana pekerjaan di bagi-bagi. Departementalisasi merupakan hasil keputusan
manajer tentang aktifitasapa yang dapat dihubungkan dalam kelompok serupa
setelah aktifitas itu dibagi-bagi mejadi tugas. Istilah lain departemen yang
umumnya dapat digunakan adalah aktifitas seksi, divisi dan cabang. Beberapa
dasar yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Departemenalisasi fungsi
Pengorganisasian
berputar sekitar fungsi utama atau aktifitas. Dasar fungsional acapkali
dijumpai pada organisasi yang relative kecil memberikan suatu rentang produk
dan jasa yang sempit. Juga secara luas digunakan sebagi dasar dalam divisi
organisasi multi produk yang luas.
b. Departemenalisasi territorial
Menetapkan
kelompok berdasarkan area geografis. Perusahaan menemukan bahwa meningkatnya
tuntutan akan produk mereka akan dapat
menghemat biayadenganmenempatkan lokasi atau fasilitas pelayanan di
berbagai tempat, murahnya pekerja dan
material, akses yang lebih baik pada fasilitas transportasi, dekat dengan pasar, dan biaya pajak yang lebih menyenangkan.
c. Departemenalisasi produk
Semua
pekerjaan yang berhubungan dengan
produksi dan penjualan suatu produk atau lini produk akan ditempatkan dalam
pengawasan seorang manajer. Ketika perusahaan tumbuh lebih menguntungkan bila
ditetapkan atas dasar produk.
d. Departemenalisasi pelanggan
Bermaksud
untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik bag pelanggan atau untuk menarik
tipe pelanggan tertentu. Upaya berdasar pelanggan diimbangi dengan upaya
implementasi manajemen mutu terpadu, suatu praktik manajemen berdasar pelanggan
yang didorong kedalam struktur berdasar pelanggan.
e. Departemen berdasar perlatan atau
proses
Departemen
di spesialisasi dan dipisah untuk mencapai efisiensi yang lebih besar dan penghematan biaya.
Manajer akan selalu mendapat tantangan dalm mencoba mendirikan koordinasi
kerjasama di antara berbagai departemen.
III.
Prinsip atau Asas Organisasi
1)
Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar
adanya tujuan yang ingin dicapai dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi
tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan keolahragaan seperti Komite
Olahraga Nasioanal sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin
dicapai antara lain, memberikan kesepahaman dan informasi ataupun pemberi
kebijakan dalam dunia olahraga di Indonesia dan lain – lainnya.
2) Prinsip Skala Hirarkhi.
2) Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus
ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana,
Sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban
dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan. Dalam
hal ini,struktur keorganisasian berperan penting dalam tercapainya prinsip ini.
Struktur keorganisasian yang baik dan terstruktur akan memberikan pembagian
tugas yang jelas dan baik.
3)
Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya
menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja. Sehingga
dalam prinsip ini pimpinan berperan penting dalam mengatur dan mengontrol
sepenuhnya akan suatu kebijakan dalam perintahnya.
4) Prinsip Pendelegasian
Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai
kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, Sehingga perlu dilakukan
pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus
dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang
yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan
hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan
lebih dahulu kepada atasannya lagi. Meski pengambilan keputusan itu tetap harus
dipertanggungjawabkan kepada pimpinan atau atasan.
5) Prinsip
Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan. Dan setiap pegawai berkewajiban menjalankan tugas dengan sebaik –baiknya.
6) Prinsip Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk
mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan
tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang
didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya
kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang,
pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.Dalam
pembagian kerja seorang pimpinan mempunyai kemampuan untuk memberikan peirntah
/ tugas terhadap pegawai.
7)
Prinsip Rentang Pengendalian.
Prinsip rentang pengendalian
artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang
atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk
dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang
cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
Dalam menentukan banyaknya
jumlah bawahan maka harus adanya batasan proposional suatu organisasi.
Disesuaikan dengan kebutuhan organisasi tersebut. Dan apabila jumlanya bawahan
atau staf yang harus dikendalikan berjumlah banyak maka semakin besar juga
pengendalian yang harus dilakukan.
8)
Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam
suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya,
kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya. Hal ini juga berhubungan dengan prinsip
pembagian kerja. Dan secara prinsif fungsional struktur keorganisasian memiliki
juga kekuatan penting dalam mengontrol dan mengatur pembagian tugasnya secara
fungsional dalam fungsionalnya
9) Prinsip
Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain. Dalam pembagian tugas telah ada bagian masing – masing kerja tiap pegawai / staf dan akan dipertanggung jawabkan kepada pemimpin. Sehingga tugas yang telah diberikan sesuai kompeten masing – masing harus dilaksanakan dengan sebaik –baiknya.
10) Prinsip
Keseimbangan.
Keseimbangan
antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal
ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi
tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/
kegiatan yang akan dilakukan. Dan tujuan tersebut adalah salah satu dasar kerja
dari organisasi yang terbentuk.
Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh klub sepak bola di suatu desa terpencil, Struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi klub sepak bola yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh klub sepak bola di suatu desa terpencil, Struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi klub sepak bola yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11) Prinsip
Fleksibilitas
Organisasi
harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika
organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar
organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi
dalam mencapai tujuannya.
Fleksibilitas dari suatu organisasi akan mempengaruhi eksistensi organisasi tersebut dalam menghadapi perkembangan. Organisasi yang mampu berkembang dan menyesuaikan terhadap pertumbuhan sosial akan mampu terus tumbuh dan membuat organsasi tersebut menjadi lebih baik.
12) Prinsip Kepemimpinan.
Fleksibilitas dari suatu organisasi akan mempengaruhi eksistensi organisasi tersebut dalam menghadapi perkembangan. Organisasi yang mampu berkembang dan menyesuaikan terhadap pertumbuhan sosial akan mampu terus tumbuh dan membuat organsasi tersebut menjadi lebih baik.
12) Prinsip Kepemimpinan.
Dalam
organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata
lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses
kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.
IV.
Asas-Asas Organisasi
Menurut Para Ahli
A. Menurut
Max Weber
a. Keahlian
Semua kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi, harus didasarkan keahlian, sehingga mampu menjalankan tugas dengan
baik;
Berdasarkan kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur.
Berdasarkan kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur.
Pelaksanaan tugas pekerjaan harus sesuai dengan
kebijaksanaan, peraturan dan prosedurnya.
b. Jenjang
hirarki
Setiap pelaksanaan tugas pekerjaan harus dapat
dipertanggung jawabkan kepada atasan melalui mata rantai tingkat unit dalam
organisasi.
c. Formalitas
Semua keputusan harus diambil secara formal dan tidak ada pertimbangan yang bersifat pribadi.
Semua keputusan harus diambil secara formal dan tidak ada pertimbangan yang bersifat pribadi.
d. Meritokrasi
system.
Hal-hal yang menyangkut bidang kepegawaian harus
didasarkan pada sistem kecakapan (maritokrasi system).
B. Menurut
Franklin G More
1.
Forecasting (ramalan) yaitu kegiatan meramalkan,
memproyeksikan
terhadap kemungkinan yang akan terjadi bila sesuatu dikerjakan.
terhadap kemungkinan yang akan terjadi bila sesuatu dikerjakan.
2.
Planning (perencanaan) yaitu penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai hasil
yang diharapkan.
3.
Organizing (organisasi) yaitu pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan,
temasuk dalam hal ini penetapan susunan organisasi,
tugas dan fungsinya.
4.
Staffing atau Assembling Resources
(penyusunan personalia)
yaitu penyusunan personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru.
latihandanpengembangansampaidenganusaha agar setiap petugas memberi daya guna maksimal pada organisasi.
5.
Directing atau Commanding (pengarah atau mengkomando)
yaitu usaha member bimbingan saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan (delegasi wewenang) untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
6.
Leading yaitu pekerjaan manajer untuk meminta
orang lain agar bertindak sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
7.
Coordinating (koordinasi) yaitu menyelaraskan tugas atau pekerjaan agar tidak terjadi kekacauan dan saling melempar tanggung jawab dengan jalan menghubungkan,
menyatu-padukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan.
8.
Motivating (motivasi) yaitu pemberian semangat,
inspirasi dan dorongan kepada bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara sukarela.
9.
Controlling (pengawasan) yaitu penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
10. Reporting
(pelaporan) yaitu penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis maupun lisan.
C.
Menurut
James D. Money
a)
Azas perumusan
tujuan, pentingnya merumuskan tujuan organisasi adalah untuk:
a.
Organisasi tanpa
tujuan tidak ada artinya dan hanya penghamburan saja.
b.
Tujuan dibutuhkan
untuk melakukan koordinasi.
c.
Organisasi yang
menginginkan persaingan efektif dan tumbuh harus terus menerus diperbaharui
tujuannya.
b)
Azas
departementasi, departementasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan satuan
organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Ada
beberapa jenis departementasi :
a.
Departementasi
berdasarkan fungsi : yaitu pembentukan satuan-satuan
organisasi yang masing-masing diserahi mengurus
sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan
yang berkaitan.
b.
Departementasi
berdasarkan wilayah : yaitu pembentukan satuan organisasi yang masing masing
diserahi tugas untuk mengurus satuan daerah tertentu, seperti perusahaan yang
memiliki cabang cabang diberbagai tempat.
c.
Departementasi
berdasarkan produksi : yaitu pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing
diserahi aktivitas menghasilkan jenis barang tertentu.
d.
Departementasi berdasarkan
langganan : yaitu pembentukan satuan organisasi yang masing masing melakukan
kegiatan memberikan pelayanan kepada orang orang atau badan badan tertentu yang
datang secara tetap sebagai langganan.
c)
Azaz pembagian
kerja, yaitu perincian serta pengelompokkan aktivitas-aktivitas yang semacamnya
atau
erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi atau
oleh seorang pejabat tertentu. Tujuan dari pembagian kerja adalah : terdapatnya
keseimbangan antara tugas yang dibebankan, serta tanggung jawab
dan kekuasaan.
d)
Azas delegasi
kekuasaan,
adalah penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar
tugas dan tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik dan pejabat yang
satu kepada pejabat yang lain.
Delegasi kekuasaan terbagi dalam dua
kategori :
a.
Sentralisasi :
pimpinan organisasi merypakan sumber terakhir pada tingkat tertinggi untuk
memberikan wewenang dan bersifat tunggal.
b.
Desentralisasi
: wewenang dilimpahkan kepada lebih dari satu orang dimana masing masing orang
bekerja sebagai satu kesatuan.
e)
Azas kesatuan
komando, bahwa
tiap tiap pejabat dalam organisasi hendaknya hanya dapat diperintah dan
bertanggungjawab kepada seorang pejabat atasan tertentu.
f)
Azas koordinasi, bahwa adanya
keselarasan aktivitas diantara satuan satuan organisasi dan keselarasan tugas
diantara para pejabatnya.
g)
Azas rentang pengawasan/span
of control,
bahwa seberapa orang setepat-tepatnya harus
berada dibawah kekuasaan pimpinan sehingga sang pimpinan mampu mengadakan
pengawasan terhadap pelaksanaan perintah perintahnya.
h)
Azas jenjang
organisasi,
adalah tingkat-tingkat
satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas
serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas ke bawah dalam fungsi
tertentu.
i)
Azas flexibilitas, bahwa
struktur organisasi harus mudah dirubah untuk disesuaikan denga perubahan
perubahan yang terjadi tanpa mengurangi aktivitas sedang berjalan.
j)
Azas
berkelangsungan, suatu
organisasi dibentuk, diharapkan akan berjalan terus dan tidak berhenti untuk
sebuah alasan.
k)
Azas keseimbangan:
penempatan satuan satuan organisasi kedalam struktur harus sesuai dengan
peranannya.
D.
Menurut Sutarto (1995, 61-196) menyimpulkan bahwa asas
organisasi meliputi :
a.
Perumusan tujuan
yang jelas
b.
Departemenisasi,
aktivitas untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi bidang
kerja tertentu atau fungsi tertentu
c.
Pembagian kerja,
rincian serta pengelompokan aktivitas-aktivitas yang semacam atau erat hubungannya
satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi/pejabat tertentu
d.
Koordinasi,
keselarasan aktivitas antar satuan organisasi atau keselarasan tugas antar
pejabat
e.
Pelimpahan
wewenang, hak seorang pejabat untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar
tugas dan tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik
f.
Rentangan
control, jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat dipimpin dengan baik oleh
seorang atasan tertentu
g.
Jenjang organisasi,
tingkat-tingkat satuan organisasi yang di dalamnya terdapt pejabat, tugas serta
wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas ke bawah dalm fungsi tertentu
h.
Kesatuan
perintah, tiap-tiap pejabat dalam organisasi hendaknya hanya dapat diperintah
dan bertanggung jawab kepada seorang pejabat atasan tertentu.
i.
Fleksibilitas,
dapat diubah untuk disesuaikan dengan perubahan yang terjadi tanpa mengurangi
kelancaran aktivitas yang sedang berjalan
j.
Berkelangsungan,
organisasi dapat menyediakan berbagai sarana agar dapat melaksanakan aktivitas
operasinya secara terus-menerus.
k.
Keseimbangan,
satuan-satuan organisasi hendaknya ditempatkan pada struktur organisasi sesuai
dengan peranannya.
E.
Prinsip Organisasi Fayol
a.
Pembagian
kerja, Prinsip ini sama dengan “pembagian kerja” Adam Smith. Spesialisasi
menambah hasil kerja dengan cara membuat para pekerja lebih efisien.
b.
Wewenang,
Manajer harus dapat member perintah. Wewenang memberikan hak ini kepadanya,.
Tetapi wewenang berjalan seiring dengan tanggung jawab. Jika wewenang
digunakan, timbullah tanggung jawab. Agar efektif, wewenang seorang manajer
harus sama dengan tanggung jawabnya.
c.
Disiplin,
Para pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi.
Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, suatu saling
pengertian yang jelas antara manajemen dan para pekerja tentang peraturan
organisasi serta penerapan hukuman yang adil bagi yang menyimpang dari
peraturan tersebut.
d.
Kesatuan
komando, Setiap pegawai seharusnya menerima perintah hanya dari seorang atasan.
e.
Kesatuan
arah, Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan sama harus
dipimpin oleh seorang manjer dengan menggunakan sebuah rencana.
f.
Mendahulukan
kepentingan umum di atas kepentingan individu. Kepentingan seorang pegawai atau
kelompok pegawai tidak boleh mendahulukan kepentingan organisasi secara
keseluruhan.
g.
Remunarasi,
Para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
h.
Sentralisasi,
ini merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat dalam pengambilan
keputusan. Apakah pengambilan keputusan itu disentralisasi (pada manajemen)
atau disentralisasi (pada para bawahan) adalah proporsi yang tepat. Kuncinya
terletak pada bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal untuk
setiap situasi.
i.
Rantai
scalar, Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling
rendah merupakan rantai scalar. Komunikasi harus mengikuti rantai ini. Tetapi,
jika dengan mengikuti rantai tersebut malah tercipta kelambatan, komunikasi
silang dapat diizinkan jika disetujui oleh semua pihak, sedangkan atasan harus
diberitahhu.
j.
Tata
tertib, Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari waktu yang tepat.
k.
Keadilan,
Para manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para bawahan.
l.
Stabilitas
masa kerja para pegawai, Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi adalah tidak
efisien. Manajemen harus menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan
memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu adda pengganti
m.
Inisiatif,
Para pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana akan
berusaha keras.
n.
Esprit
de corps, Mendorong team spirit akan membangun keselarasan dan persatuan di
dalam organisasi (dari sebuah sumber buku)
F.
Menurut Chestar I. Berhnad
a.
Perumusan
tujuan secara jelas. Tujuan menjadi hal mendasar dalam organisasi. Tanpa
tujuan, organisasi ibarat kapal yang berlayar tanpa arah, sehingga mudah
terombang ambing oleh ombak atau ketidaktentuan.
b.
Setelah
tujuan ditetapkan secara tegas, anggota kelompok harus benar-benar memahami dan
menjiwai tujuan yang akan dicapai itu. Dengan dipahaminya tujuan-tujuan
organisasi dengan baik, maka akan memungkinkan mereka memperoleh pedoman dalam
bekerja dan menilai hasil yang telah dicapai. Di samping itu para bawahan dapat
bertindak dengan penuh kesadaran, bukan karena terpaksa atau tanpa tujuan.
c.
Adanya
pembagian kerja sedemikian rupa. yang dilakukan atas dasar perbedaan kemampuan
dan minat anggota organisasi. Tetapi juga harus terkoordinasi dengan baik agar
tidak terjadi bekerja sendiri-sendiri tanpa memperhatikan tujuan sebenarnya
yang akan dicapai.
d.
Pelimpahan
wewenang harus sesuai dengan tanggung jawab.
e.
Penetapan
hirarkhi wewenang dari atas sampai ke bawah harus dilakukan secara tegas agar
dapat memberikan gambaran pola hubungan kerja yang perlu dipelihara.
f.
Kesatuan
arah. Maksudnya semua kegiatan semua sumber yang digunakan dalam organisasi
harus mengarah pada tujuan yang sama.
g.
Adanya
kesatuan perintah (unity of command). Setiap anggota kelompok hanya memiliki
satu pimpinan atau atasan langsung, kepada siapa ia menerima perintah,
memberikan laporan dan mempertanggungjawabkan kegiatannya.
h.
Batas
kemampuan pengawasan (span of control).
G.
Menurut Sondang P. Siagian
a.
Asas
The Right Man on The Right Place
Job specification
digunakan untuk memenuhi asas ini. Right Man
terikat oleh waktu. Contoh, jika pada suatu ketika seorang sopir bis mengalami
kecelakaan sehingga kaki atau tangannya harus diamputasi maka ia tidak memenuhi
job specification lagi sebagai seorang sopir yaitu bahwa sopir tidak
diperkenankan mempunyai cacat tubuh yang bisa mengurangi kinerjanya.
b. Asas
Kesatuan Komando
Sekelompok jabatan harus di bawah satu
komando. Hal ini dimaksudkan untuk:
-
Memperlancar
usaha
-
Memperoleh
kepastian siapa yang berhak memerintah, memberi instruksi, dan siapa yang harus
diberi laporan.
-
Diketahui
dengan pasti siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kegagalan dan siapa yang
akan merasa memiliki jika sukses.
c.
Asas Hierarki
Hierarki artinya berjenjang. Jadi dalam
organisasi harus ada atasan dan ada bawahan (jenjang karier).
d.
Asas
Koordinasi
Orang-orang dalam satu komando,
kegiatannya harus saling berkaitan sehingga timbul kerjasama.
e.
Asas
Rentang kendali
Kemampuan satu
orang untuk mengendalikan anak buah adalah terbatas, sehingga seorang pimpinan
tidak boleh mempunyai anak buah terlalu banyak di luar rentang kendalinya. Semakin
ke atas, rentang kendali semakin sempit. Semakin tinggi tingkat pendidikan
orang yang diatur, rentang kendalinya semakin sempit.
H.
Menurut
George. R. Terry
a.
Penetapan
tujuan yang jelas
b.
Kesatuan
perintah (the principle of unity of command)
c.
Keseimbangan
d.
Pendistribusian
pekerjaan (the principle of distribution of work)
e.
Rentang
pengawasan (the principle of span of control)
f.
Prinsip
pelimpahan wewenang (the principle of delegation of authority)
g.
Prinsip
departementasi (the principle of departementation)
h.
Prinsip
penempatan pegawai yang tepat (the principle of the right man in the right
place)
i.
Prinsip
koordinasi (the principle of coordination)
j.
Prinsip
pemberian balas jasa yang memuaskan.
I. Menurut
William H. Newman
a. Perumusan
tujuan dengan jelas (formulation of the objektive).
Tujuan organisasi harus terlebih dulu ditetapkan sebab tanpa ditentukan terlebih dulu, kita akan mengalami kesulitan dalam melakukan macam kegiatan.
Apa bila tujuan telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan itu dengan terperenci agar menjadi cukup jelas. Dengan dirumuskan tujuan, maka kesalatafsiran dapat dihindari sejauh mungkin.
Tujuan organisasi harus terlebih dulu ditetapkan sebab tanpa ditentukan terlebih dulu, kita akan mengalami kesulitan dalam melakukan macam kegiatan.
Apa bila tujuan telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan itu dengan terperenci agar menjadi cukup jelas. Dengan dirumuskan tujuan, maka kesalatafsiran dapat dihindari sejauh mungkin.
b. Pembagian
Pekerjaan/kegiatan (division of works).
Kegiatan dan pekerjaan yang
bermacam-macam itu harus digolong-golongkan atau dikelompkan. Setaiap orang
mendapat pekerjaan tertentu atau sekelompok pekerja teretentu sesuai dengan
keahliannya. Apabila pengelompokan pekerjaan itu diwujudkan dalam unit-unit
kerja maka itu dinamakan departemenisasi.
c. Pelimpahan
Wewenang.
Dalam setiap organisasi, pucuk pimpinan
bertanggung jawab terhadap semua akibat yang dilakukan dalam organisasi itu.
Apabila organisasi telah membesar, ia seorang tidak mungkin menjalankan tugas
dengan baik. Oleh karena itu, perlu melimpahkan wewenangnya kepada orang lain
yang menjadi bawahannya. Meskipun demikian, ia tetap bertangung jawab atas
akibatnya. Ini jangan diartikan bahwa yang bertangung jawab hanya pucuk
pimpinan saja, namun pucuk pimpinan tidak dapat melepaskan diri dari tangung
jawab terhadap tugas yang telah dilimpahkan kepada bawahannya. Apabila masih
terlalu berat masalahnya, maka pimpian yang lebih rendah kedudukannya itupun
dapat melimhakan kepada anak buahnya.
d. Rentangan
Pengendalian
Yang dimaksud dengan rentangan
pengendalian disini adalah jumlah bawahan yang masih dapat dikomtrol dengan
baik oleh pimpinannya.
e. Tingkatan
Hierarki (level of hierarky)
Yang dimaksud dengan tingkatan hierarki disini ada
banyak tingkatan unit-unit yang sebaiknya diadakan untuk kelancaran kegiatan.
Adanya tingkatan-tingkatan tersebut, maka saluran perintah dari atas kebawah
dan saluran laporan dari bawah keatas diusahakan jangan saling menopoli.
Pelompatan hanya boleh dilakukan dalam keadaan terpaksa namun, apabila pejabat yang dilompati tadi berada ditempat harus segera di beritahu oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
Pelompatan hanya boleh dilakukan dalam keadaan terpaksa namun, apabila pejabat yang dilompati tadi berada ditempat harus segera di beritahu oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
V.
Peran
Asas-Asas Organisasi
Peran
dari asas-asas organisasi yaitu sebagai :
a.
Pedoman
untuk membentuk struktur organisasi yang sehat dan efisien.
b.
Pedoman
untuk melakukan kegiatan organisasi agar dapat berjalan lancar.
VI.
Pentingnya
Asas-Asas Organisasi
Asas organisasi penting
bagi manajemen sebagai dasar membantu melaksanakan fungsi pengorganisasian
terutama dalam menyusun struktur organisasi, dan dalam menjamin pelaksanaan
kegiatan organisasi yang lancar, efektif dan efisien. Bagi pegawai atau pejabat
organisasi asas-asas organisasi menjadi pegangan bekerja/melaksanakan pekerjaan
yang diserahkan kepadanya dengan penuh tanggungjawab sesuai dengan wewenang
yang diberikan.
VII.
Masalah yang mungkin dihadapi
organisasi bilamana organisasi tidak menerapkan asas-asas/pedoman berorganisasi
Beberapa masalah yang mungkin dihadapi organisasi bilamana
organisasi tidak menerapkan asas-asas/pedoman berorganisasi antara lain yaitu :
1.
Anggota yang tidak memahami tujuan
organisasi
2.
Pembentukan satuan organisasi yang
kurang berlandaskan pada pengembangan volume kerja.
3.
Pejabat/pegawai tidak mempunyai
daftar rincian tugas yang jelas sehingga tidak mengetahui tanggungjawab
pokoknya.
4.
Adanya tugas pelayanan kepada
masyarakat yang terhenti karena petugasnya tidak masuk kerja.
5.
Adanya kekembaran pelaksanaan suatu
jenis pekerjaan
6.
Adanya kekosongan pelaksanaan suatu
jenis pekerjaan
7.
Para pejabat tidak memiliki
kesadaran pentingnya wewenang
8.
Banyak pejabat yang melaksanakan
pekerjaan menunggu perintah
9.
Adanya pejabat yang memimpin bawahan
dalam jumlah yang terlampau banyak
10. Jenjang organisasi yang terlalu panjang
11. Bawahan bingung karena melaksanakan perintah dari lebih satu
atasan
12. Kesulitan meletakkan satuan organisasi pada struktur organisasi
13. Kurang menyadari perlunya sumber daya yang dapat menjamin
hidup organisasi secara berkelanjutan.
VIII.
Principles
of Organization
1. Principle of unity of objectives:
Organizational goals, departmental goals, and individual goals must be clearly defined.
All goals and objectives must have uniformity. When there is contradiction
among different level of goals desired goals can’t be achieved. Therefore,
unity of objectives is necessary
2. Principle of specialization:
Sound and effective organization believes on organization. The term
specialization is related to work and employees. When an employee takes special
type of knowledge and skill in any area, it is known as specialization. Modern
business organization needs the specialization, skill and knowledge by this
desired sector of economy and thus, efficiency would be established.
3. Principle of coordination: In an
organization many equipment, tools are used. Coordination can be obtained by
group effort that emphasize on unity of action. Therefore, coordination
facilitates in several management concepts
4. Principle of authority: Authority
is the kind of right and power through which it guides and directs the actions
of others so that the organizational goals can be achieved. It is also related
with decision making. It is vested in particular position, not to the person
because authority is given by an institution and therefore it is legal. It
generally flows from higher level to lowest level of management. There should
be unbroken line of authority.
5. Principle of responsibility:
Authentic body of an organization is top level management, top level management
direct the subordinates. Departmental managers and other personnel take the
direction from top level management to perform the task. Authority is necessary
to perform the work .only authority is not provided to the people but
obligation is also provided. So the obligation to perform the duties and task
is known as responsibility. Responsibility can’t be delegated. It can’t be
avoided.
6. Principle of delegation: Process
of transferring authority and creation of responsibility between superior and
subordinates to accomplish a certain task is called delegation of authority.
Authority is only delegated, not responsibilities in all levels of management.
The authority delegated should be equal to responsibility
7. Principle of efficiency: In
enterprise different resources are used. Therese resources must be used in
effective manner. When the organization fulfill the objectives with minimum
cost, it is effective. Organization must always concentrate on efficiency.
8. Principle of unity of command:
subordinates should receive orders from single superior at a time and all
subordinates should be accountable to that superior. More superior leads to
confusion, delay and so on.
9. Principle of span of control:
unlimited subordinates cant be supervised by manager, this principle thus helps
to determine numerical limit if subordinates to be supervised by a manager.
This improves efficiency.
10. Principle of balance: the
functional activities their establishment and other performances should be
balanced properly. Authority, centralization, decentralization must be balance
equally. This is very challenging job but efficient management must keep it.
11. Principle of communication:
Communication is the process of transformation of information from one
person to another of different levels. It involves the systematic and
continuous process of telling, listening and understanding opinions ideas,
feelings, information, views etc, in flow of information. Effective
communication is important
12. Principle of personal ability:
for sound organization, human resources is important. Employees must be
capable. Able employees can perform higher. Mainly training and development programs
must be encouraged to develop the skill in the employees
13. Principle of flexibility:
organizational structure must be flexible considering the environmental
dynamism. Sometimes, dramatically change may occur in the organization and in
that condition, organization should be ready to accept the change
14. Principle of simplicity: this
principles emphasizes the simplicity of organizational structure, the structure
if organization should be simple with minimum number of levels do that its
member an understand duties and authorities.
IX.
Fungsi
Organisasi
Fungsi
pengorganisasian berkaitan erat dengan fungsi perencanaan, karena
pengoganisasianpun harus direncanakan. Pengertian pengoganisasian dan
organisasi berbeda. Pengoganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan suatu
proses yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang
statis. Pengoganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaan-pekerjaan yang
harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada
setiap karyawan, penetapan departemen-departemen serta penentuan
habungan-hubungan.
Dalam mencapai maksud dan tujuan organisasi, ada 4 fungsi organisasi yang
sangat perlu diperhatikan berkaitan dengan manajemen organisasi, yakni:
1. Planning (perencanaan)
1. Planning (perencanaan)
Hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam organisasi diantaranya dalah
rencana-rencana yang coba disusun oleh pengelola organisasi, seperti rencana
kerja atau kegiatan serta anggaran yang diperlukan, teknis pelaksanaannya bisa
melalui rapat-rapat, seperti:
· Rapat Kerja (pengurus organisasi) yang
membicarakan rencana-rencana kerja pengurus serta kegiatan anggota yang akan
dilakukan dengan satu atau lebih target yang akan dicapai.
· Rapat Anggaran, untuk menentukan berapa
jumlah anggaran yang diperlukan untuk mendukung kerja organisasi atau untuk
suatu event / kegiatan (wujudnya daftar RKA) atau proposal kegiatan.
2.
Organizing (pengaturan)
Dalam hal pengaturan,
unsur yang perlu diperhatikan & diwujudkan adalah :
· Struktur Organisasi yang mampu
menunjukkan bagaimana hubungan (relationship) antara organisasi/bagian/seksi
yang satu dengan yang lain.
· Job Description yang jelas yang mampu
menjelaskan tugas masing-masing bagian.
· Bentuk Koordinasi antar bagian dalam
organisasi (misal. Rapat Koordinasi antar bagian, Rapat Pimpinan antar
Organisasi, dll)
· Penataan dan Pendataan Arsip &
Inventaris Organisasi
Harus diatur dan ditata dengan baik administrasi organisasi, seperti surat masuk, surat keluar, laporanlaporan, proposal keluar, data anggota, AD/ART, GBHK, presensi, hasil rapat, inventarisasi yang dimiliki, perangkat yang dipinjam dll.
Harus diatur dan ditata dengan baik administrasi organisasi, seperti surat masuk, surat keluar, laporanlaporan, proposal keluar, data anggota, AD/ART, GBHK, presensi, hasil rapat, inventarisasi yang dimiliki, perangkat yang dipinjam dll.
3. Accounting (pelaporan)
Pelaporan merupakan unsur wajib yang harus dilakukan untuk menunjukkan
sikap & rasa tanggung jawab dari pengurus kepada anggotanya ataupun kepada
struktur yang berada diatasnya. Wujud kongkritnya adalah :
· Progress Report (Laporan Pengembangan
Kegiatan)atau
· Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Kegiatan
4.
Controling (pengawasan)
Tugas organisasi ataupun pimpinan organisasi yang tidak boleh terlewatkan
adalah melakukan pengawasan terhadap aktifitas organisasi ataupun realisasi
kegiatan dan penggunaan anggaran
Fungsi tujuan organisasi
1. Pedoman
bagi kegiatan, melalui penggambaran hasil akhir diwaktu yang akan datang.
Memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus atau
tidak dilakukan.
2. Sumber
legitimasi, melalui pembenaran kegiatan-kegiatannya. Akan meningkatkan
kemampuan organisasi untuk mendapatkan berbagai sumber daya dan dukungan dari
lingkungan sekitarnya.
3. Standar
pelaksanaan, memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan
(prestasi organisasi).
4. Sumber motivasi, karena sering memberikan insentif bagi para anggota.
5. Dasar rasional pengorganisasian, karena antara tujuan dan struktur organisasi saling berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan.
Fungsi perumusan strategi organisasi sering juga digunakan istilah “grand strategy”, termasuk diantaranya adalah perumusan visi, misi, tujuan (objective), kebijakan (policy), dan strategi, serta perencanaan tentang bagaimana pengorganisasian (organization planning) seluruh kegiatan dalam menjalankan strategi tersebut. Organization planning memberikan arah kepada setiap awak organisasi, kemana organisasi akan dibawa ke masa yang akan datang.
4. Sumber motivasi, karena sering memberikan insentif bagi para anggota.
5. Dasar rasional pengorganisasian, karena antara tujuan dan struktur organisasi saling berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan.
Fungsi perumusan strategi organisasi sering juga digunakan istilah “grand strategy”, termasuk diantaranya adalah perumusan visi, misi, tujuan (objective), kebijakan (policy), dan strategi, serta perencanaan tentang bagaimana pengorganisasian (organization planning) seluruh kegiatan dalam menjalankan strategi tersebut. Organization planning memberikan arah kepada setiap awak organisasi, kemana organisasi akan dibawa ke masa yang akan datang.
Ditinjau secara hirarki, fungsi ini berada pada tingkatan
tertinggi. prosesnya memerlukan pemahaman yang mendalam serta analisis yang
cermat dan cerdas tentang berbagai perkembangan kondisi lingkungan strategik,
seperti perkembangan teknologi, ekonomi sosial budaya, politik, bahkan bagi
beberapa organisasi diperlukan kajian tentang sejarah masa lalu. Permasalahan yang
dihadapi sangat kompleks dan dinamis, sehingga penuh ketidakpastian, namun
harus dapat dikenali secara cerdas untuk mengurangi tingkat ketidakpastian
tadi. Untuk itu diperlukan personil yang memiliki daya abstraksi kuat,
kemampuan yang solid dalam melakukan analisis terhadap perkembangan lingkungan
strategik, serta melakukan sintesa terhadap perkembangan iptek. Tujuan utama
dari penyelengaraan ini adalah tercapainya tujuan secara efektif.
X.
Fungsi Organisasi Menurut Henry G Hodges
1. Merencanakan, menyusun,
menilai / mengembangkan pola pokok / struktur
organisasi.
2. Mengarahkan dan
menyelenggarakan policy dan taktik organisasi.
3.
Mendayagunakan
tenaga kerja dengan menetapkan orang-orang yang tepat melalui klasifikasi jabatan, uraian jabatan,
analisa pada jabatannya pekerjaan dan evaluasi pekerjaan yang setepat-tepatnya.
4.
Membantu top
manajer dalam merencanakan, menyusun dan menyempurnakan prosedur kerja dan tata
kerja
5.
Membantu top
manajer dalam melaksanakan visualisasi rencana kerja, program kerja dan
penjadwalannya
6.
Membantu top
manajer dalam menemukan pola pokok dan sistem pengumpulan , penyusunan,
penyimpanan, dan pemeliharaan serta penetapan jangka waktu atas pemusnahan
data, dokumen dan informasi yang amat penting
7.
Merencanakan
pembuatan dan penggunaan formulir dalam rangka standarisasi tata kerja
8.
Membantu top
manajer dalam menyusun buku-buku pedoman kerja
9.
Mengevaluasi
sistem laporan dan pelaksanaan program kerja
10.
Memelihara
hubungan kerjasama antar unit
11.
Melakukan
pengawasan atas pelaksanaan intruksi pimpinan
12.
Mempercepat dan
mempertepat dalam proses pengambilan keputusan
13.
Staf O&M
membantu dan membebaskan top manajer dari tugas-tugas yang rutin dan teknis
XI.
7 important functions of an
Organisation
1. To define the
role of the individual:
An individual employed in an enterprise must know
his role, position and relationship with other personnel in his department and
with others. Organisation becomes necessary so that the persons involved in the
enterprise can identify themselves in the enterprise. It is through the
organisation that one can know his position and role in the unit. He can relate
his position with other members of the enterprise.
2. Determination
of authority:
The assignment of a certain role proposes the
granting of certain authority so that performance can be possible. Organisation
is necessary to define the authority i.e., the rights and powers of men in
different positions which would help them to discharge their assigned roles.
3. Fixation of
responsibility:
Each individual is assigned a certain duty
organisational structure defines what performance is expected of a member of
the unit of the department of the enterprise. Absence or faulty determination
of responsibility will lead to irresponsible functions, behaviour and attitudes.
4. Specialisation:
Modern production and management techniques are
based on the idea of specialization which means the performance of different
parts of a job by persons specifically suited for them.
Organisation is basically required to promote
specialization. Efficient and smooth functioning is possible when different
elements of a job are performed by experts and their efforts are pooled to
attain the desired and product.
5. Coordination:
Since the pattern of managerial operations is to
be based on die division' of labour, there arises the need of coordinating the
activities of various individuals or that of different departments. They
perform diverse, activities and these have to be woven into the main fabric.
6. Proper utilisation of human resources:
The most important thing for enterprises is to
make the best possible use of its human resources. There must not be wastage or
misapplication of human efforts. This is of great importance for economy as
well as for the achievement of objectives.
It can be possible only by suitable organisation,
which avoid all bottlenecks-chances of work being held up and allow smooth flow
of performances.
7. Efficient
functioning:
Efficiency is to be the watchword of an
enterprise, all the factors mentioned above will have a great impact on the
efficient functioning of the enterprise, and Organisation avoids all
duplication in jobs, overlapping and wastage. It promotes speedy, smooth and
efficient functioning of the enterprise.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Abdul Aziz, M.A. 2011. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan
Pendidikan. Bandung: ALFABETA
Sepri. 2010, Prinsip-Prinsip Organisasi. http://sepriblog.blogspot.co.id/2010/10/prinsip-prinsip-organisasi.html (diakses pada 7 September 2015)
Fhite Rhial. 2010. Organisasi dan Manajemen. http://fhite.blogspot.co.id/2010/05/organisasi-dan-manajemen.html (diakses pada Oktober 2015)Yunisa Fitri Anjarsari. 2012. Azas-Azas Organisasi. http://yunisafitrianjarsari.blogspot.co.id/2013/10/azaz-azaz-organisasi.html (diakses pada Oktober 2015)
Lilis Martini. (2012),
“Fungsi-Fungsi Organisasi.” http://lilismartini.blogspot.co.id/2012/10/fungsi-fungsi-organisasi.html (diakses
pada 7 September 2015)
Arthita
Banerjee. (2012), “7 important functions of an Organisation. ” http://www.preservearticles.com/2012051832400/7-important-functions-of-an-organisation.html (diakses
pada 7 September 2015)
EmoticonEmoticon