Rabu, 28 September 2016

Evolusi dan perkembangan teori organisasi



Evolusi dan perkembangan teori organisasi


“Evolusition is defined as the process of growth and
development of the theory that organisms have
grown and developed from past organisms.”
Evolusi didefinisikan sebagai proses pertumbuhan
dan perkembangan atau teori bahwa organisme
telah tumbuh dan berkembang dari oerganisme
masa lalu.
     Evolusi dan Perkembangan Teori Organisasi
   Evolusi merupakan perubahan yang sangat cepat dalam perkembangan organisasi dengan memberikan inovasi baru dalam bentuk keunggulan-keunggulan dan keunikan-keunikan dari perkembangan awal sampai perkembangan yang paling mutakhir dalam teori organisasi. Evolusi atau perkembangan teori organisasi memunculkan berbagai macam pendekatan-pendekatan yang masing-masing dipengaruhi oleh cara yang digunakan untuk meninjau masalah organisasi. Keseluruhan pendekatan ini bisa dikelompokan menjadi tiga aliran utama, yaitu:
 Pendekatan teori klasik,
Pendekatan neo-klasik
Pendekatan ModernTeori
   

     1. Aliran KLASIK
     Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
     Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggap manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin
teori organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal.
Empat unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal:
a.       Sistem kegiatan yang terkoordinasi
b.      Kelompok orang
c.       Kerjasama
d.      Kekuasaan dan kepemimpinan



Salah satu tokoh pengusung organisasi klasik: max weber
Salah satu karya nya yang terkenal the theory of social and economic organization,
“Max Weber believed than an ideal bureaucracy consists of six specific characteristics: hierarchy of command, impersonality, written rules of conduct, advancement based on achievement, specialized division of labor, and efficiency.”
Weber menjelaskan mengenai enam  karakteristik birokrasi yang ideal tersusun atas hal-hal berikut:
     Hirarki komaNdo
     Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal
     Sistem aturan hak kewajiban
     Sistem prosedur
     Pembagian kerja
     Progra rasional
     2. aliran NEO KLASIK
     DARI TEORI INI BERASUMSI DIBAWAH SISTEM TERTUTUP NAMUN MENEKANKAN HUBUNGAN INFORMAL DAN MOTIVASI-MOTIVASI NON AKADEMIS YANG BEROPERASI DIBAWAH ORGANISASI. MANAJEMEN DAPAT MERANCANG HUBUNGAN DAN PERATURAN YANG FORMAL DAN SEBAGAINYA, NAMUN DICIPTAKAN PULA HUBUNGAN STATUS, NORMA DAN PERSAHABATAN INFORMAL YANG DICIPTAKAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL PARA ANGGOTA ORGANISASI

(Elton mayo) Teori perilaku manusia dalam organisasi:
             Organisasi adalah system sosial disamping system teknis ekonomis
             Individu dimotivasi faktor sosial dan psikologis, disamping motif ekonomi
             Kelompok kerja informal adalah unit yang perlu mendapat perhatian
             Pola kepemimpinan berdasarkan struktur formal kedudukan-perlu pertimbangan faktor psikososial: lebih demokkratis
             Kepuasan kerja mempengaruhi produktivitas
             Saluran komunikasi yang efektif
             Manajemen membutuhkan skill sosial efektif, disamping skill teknis
             Para anggota organisasi digerakan oleh terpenuhinya kebutuhan sosio psikologis

“The Hawthorne studies helped conclude that “a human/social element operated in the workplace and that productivity increases were as much an outgrowth of group dynamics as of managerial demands and physical factors”
Hawthorne membantu menyimpulkan bahwa “manusia/elemen social dioprasikan di tempat kerja dan produktivitas meningkat adalah sebanyak hasil dari dinamika kelompok sebagai tuntutan manajerial dan factor fisik.

     3.  aliran modern
Teori modern ditandai dengan lahirnya gerakan contingency yang dipelopori Herbert Simon
“Contingency theory implies that a leader switch is the only method to correct any problems facing leadership styles in certain organizational structures”
 teori kontingensi menunjukkan bahwa saklar pemimpin adalah satu-satunya metode untuk memperbaiki masalah yang dihadapi gaya kepemimpinan dalam struktur organisasi tertentu.


Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan  yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.


Jay W. Lorsch & paul R. Lawre
Menekankan adanya  pengaruh antara lingkungan dengan organisasi. Ia berpendapat bahwa struktur dari suatu organisasi, harus disesuaikan dengan lingkungannya karena dari penyesuaian itu, akan memunculkan diferensiasi (keanekaragaman jenis tugas dan pekerjaan) dan integrasi (kordinasi internal)
Inti dari aliran modern ini adalah:
1.Suatu organisasi harus berhubungan dengan lingkungannya
2. Organisasi yang efektif adalah jika struktur organissinya mampu menyesuaikan dengan karakteristik
3. Adaptibilitas dan fleksibilitas dalam proses pengambilan keputusan

            di Indonesia semakin memperkuat pandangan bahwa teori organisasi yang diterapkan di Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh teori organisasi modern. Pengembangan organisasi berhubungan dengan suatu strategi, sistem, proses-proses guna menimbulkan perubahan organisasi sesuai dengan rencana, sebagai suatu alat guna menghadapi situasi-situasi yang berubah yang dihadapi oleh organisasi modern dan yang berupaya untuk menyesuaikan diri (mengadaptasi) dengan lingkungan mereka.

     Tujuan evolusi dan perkembangan organisasi
   Tujuan perubahan organisasi adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas, meningkatkan kemampuan organisasi dalam menghadapi berbagai faktor yang menyebabkan perubahan organisasi sehingga organisasi mampu bertahan dan berkembang, mengadakan penyesuaian-penyesuaian seperlunya sehubungan dengan perubahan-perubahan tersebut, untuk mengendalikan, khususnya dalam mengendalikan suasana kerja, sehingga anggota organisasi tidak terpengaruhi atas perubahan-perubahan yang sedang berlangsung dan meningkatkan peran organisasi dalam menghadapi perubahan-perubahan yang sedang terjadi atau berlangsung.



EmoticonEmoticon